A.
Pengertian Fakta dan Opini
Kalimat
fakta adalah kalimat yg mengedepankan fakta nyata dan hasil temuan, dan sering
kali menggunakan kutipan dari berbagai sumber sebagai penguat argumen, misalnya
“berdasarkan tulisan Leonardo Da Vinci…”, “mengutip kata Shakespeare…”,
“menurut hasil survey yang dilakukan oleh BSI…”, dll.
Kalimat
fakta itu kejadiannya sudah terjadi dan pasti dan biasanya disertai dengan
waktu kejadian. misalnya seperti “kebakaran yang terjadi di tanah abang senin
kemarin telah memakan 8 orang korban jiwa”.
Fakta berasal dari bahasa latin yaitu Factus yang bisa
diartikan sebagai hal atau peristiwa yang benar-benar ada atau terjadi dan bisa
dibuktikan kebenarannya. Informasi yang didengar dapat disebut fakta apabila
informasi itu merupakan peristiwa yang berupa kenyataan yang benar-benar ada
dan terjadi.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia: fakta adalah
hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar – benar
ada atau terjadi. Kalimat yang berisi ada pelaku, tempat kejadian, waktu,
jumlah, bagaimana kejadian/peristiwa tersebut terjadi, atau ada rincian yang
jelas, serta tidak bisa dibantah kebenarannya, maka kalimat tersebut berupa
kalimat fakta.
Opini Adalah salah satu kata yang hampir selalu
berdampingan dengan kata fakta dan keduanya memliki perbedaan yang sangat jelas
dan artikel kali ini tujuannya juga untuk menjelaskan keduanya baik dari sisi
pengertian maupun melalui contoh - contoh kalimat opini dan fakta untuk
membedakan antara keduanya.
Pengertian Opini - Menurut Wikipedia opini (opinion)
adalah pendapat, ide atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau
preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat tidak
objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian. Meskipun bukan
merupakan sebuah fakta akan tetapi jika suatu saat suatu opini dapat dibuktikan
maka opini tersebut akan berubah menjadi sebuah fakta.
Dari dua pengertian dapat disimpulkan secara sederhana
bahwa opini adalah kebalikan dari fakta dan berikut adalah contoh kalimat opini
dan contoh kalimat fakta dalam beberapa kalimat di bawah ini.
B. Fakta
a. Jenis-Jenis Fakta
Kalimat
fakta ada 2 jenis, yaitu:
1. Fakta Umum
Fakta umum adalah fakta yang kebenarannya berlaku
sepanjang jaman. Contohnya: matahari terbit di timur dan terbenam di barat.
2. Fakta Khusus
Fakta khusus adalah fakta yang kebenarannya berlaku pada satu atau beberapa
waktu tertentu. Contohnya: supir mengendarai mobil.
b. Ciri-Ciri Kalimat Fakta
Kalimat fakta mempunyai beberapa ciri, antara lain
sebagai berikut:
1.
Dapat dibuktikan
kebenarannya.
2.
Memiliki data yang
akurat misalnya tanggal, tempat ,waktu kejadian.
3.
Memiliki narasumber
yang dapat dipercaya.
4.
Bersifat obyektif
(apa adanya dan tidak dibuat-buat) yang dilengkapi dengan data berupa
keterangan atau angka yang menggambarkan keadaan.
5.
Sudah dipastikan
kebenaranya.
6.
Biasanya dapat
menjawab pertanyaan: apa, siapa, di mana, kapan, berapa dengan jawaban yang
pasti.
7.
Menunjukkan
peristiwa telah terjadi.
8.
Kenyataan.
9.
Informasi dari
kejadian yang sebenarnya.
10. Kalimat fakta adalah kalimat yg mengedepankan fakta nyata
dan hasil temuan, dan sering kali menggunakan kutipan dari berbagai sumber
sebagai penguat argumen, misalnya “berdasarkan tulisan Leonardo Da Vinci…”,
“mengutip kata Shakespeare…”, “menurut hasil survey yang dilakukan oleh BSI…”,
dll.
c. Sumber Fakta
1.
Sumber Sejarah
Sumber-sumber sejarah tidak dapat
melukiskan sejarah secara keseluruhan, tidak dapat dan memang tidak mungkin
dapat. Maka dapat ditentukan dengan pasti bahwa, sumber sejarah hanya
mengandung, sebagian kecil daripada kenyataan sejarah. Apa g yang menyebabkan
sumber-sumber tidak dapat berisikan kejadian-kejadian seluruhnya? Salah satu
menyebabkan adalah keadaan alat-alat pemberitaan dan alat-alat penulis di masa
lalu. Pada masa lampau, alat-alat perekam peristiwa belum modern, untuk bisa
merekam semua peristiwa. Sebagai gambaran, ingatlah tentang semua kejadian yang
Anda alami kemarin antara jam 12.00-18.00. Yang kita ketahui hanya beberapa
kejadian saja yaitu kejadian-kejadian yang menurut perasaan kita itu kejadian
penting.
Pada umumnya, dari segi peninggalan-peninggalan sejarah, sumber sejarah dapat dibedakan menjadi dua yakni sumber tertulis dan sumber tidak tertulis.
Pada umumnya, dari segi peninggalan-peninggalan sejarah, sumber sejarah dapat dibedakan menjadi dua yakni sumber tertulis dan sumber tidak tertulis.
a. Sumber Tertulis
Sumber tertulis adalah segala sesuatu yang berupa tulisan yang dapat memberikan keterangan-keterangan kepada manusia. Sumber-sumber tertulis ini dapat berupa rekord dan repord. Rekord adalah catatan yang semasa atau sewaktu peristiwa itu terjadi, sedangkan repord adalah keterangan dari peristiwa atau kumpulan tantang peristiwa, yang sering disebut juga dengan laporan. Dari segi record dan repord, sumber tertulis dibagi menjadi contemporary record, confidential repord dan public repord.
Sumber tertulis adalah segala sesuatu yang berupa tulisan yang dapat memberikan keterangan-keterangan kepada manusia. Sumber-sumber tertulis ini dapat berupa rekord dan repord. Rekord adalah catatan yang semasa atau sewaktu peristiwa itu terjadi, sedangkan repord adalah keterangan dari peristiwa atau kumpulan tantang peristiwa, yang sering disebut juga dengan laporan. Dari segi record dan repord, sumber tertulis dibagi menjadi contemporary record, confidential repord dan public repord.
1)
Contemporary Record
Jenis dokumen ini berupa catatan-catatan yang semasa, antara lain berupa cacatan agen-agen sosial, surat dari lembaga pemerintahan, surat-surat perusahaan, surat-surat hukum, surat-surat pajak, surat perintah, komando, dan catatan perorangan. Catatan-catatan tersebut dapat ditulis pada kepingan-kepingan logam, batu, kertas, dan daun-daun (lontar).
Jenis dokumen ini berupa catatan-catatan yang semasa, antara lain berupa cacatan agen-agen sosial, surat dari lembaga pemerintahan, surat-surat perusahaan, surat-surat hukum, surat-surat pajak, surat perintah, komando, dan catatan perorangan. Catatan-catatan tersebut dapat ditulis pada kepingan-kepingan logam, batu, kertas, dan daun-daun (lontar).
2)
Confidential Report
Dokumen ini berupa laporan-laporan yang dapat dipercaya. Biasanya ditulis sesudah peristiwa terjadi. Fungsinya hanya sekedar mambantu keterangan-keterangan. Di antara laporan-laporan ini, yang dapat dipercaya yakni jenis laporan yang ditulis dekat peristiwa terjadi seperti majalah dan catatan pribadi atau harian surat perorangan.
Dokumen ini berupa laporan-laporan yang dapat dipercaya. Biasanya ditulis sesudah peristiwa terjadi. Fungsinya hanya sekedar mambantu keterangan-keterangan. Di antara laporan-laporan ini, yang dapat dipercaya yakni jenis laporan yang ditulis dekat peristiwa terjadi seperti majalah dan catatan pribadi atau harian surat perorangan.
b. Sumber Tidak Tertulis
Sumber tidak tertulis adalah
peninggalan-peninggalan kuno yang tidak ditulis yang dapat memberikan keterangan-keterangan
kepada manusia. Sumber tidak tertulis dibagi menjadi dua bagian, yakni sumber
benda dan sumber lisan.
1) Sumber Benda
Sumber benda yaitu sumber sejarah yang berwujud benda, baik benda
1) Sumber Benda
Sumber benda yaitu sumber sejarah yang berwujud benda, baik benda
bergerak atau benda yang tidak
bergerak. Contoh benda yang tidak bergerak antara lain bagunan candi, keraton,
benteng, penjara, dan gua. Sedangkan benda yang dapat bergerak antara lain,
seperti senjata, perkakas dapur, alat-alat upacara, dan pakaian.
Yang dimaksud dengan benda yang
bergerak adalah benda sejarah ini dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
2) Sumber Lisan
Sumber lisan merupakan sumber yang dengan mendengarkan penuturan langsung dari pelaku atau saksi sejarah. Penuturan dari pelaku dan saksi sejarah harus dicermati validitas kebenarannya, karena kadang-kadang penuturannya sudah tercampur dengan unsur subjektivitas sumber. Oleh sebab itu, diperlukan cross chek terhadap sumber satu dengan sumber yang lainnya. Perlu diingat, dengan menggunakan sumber semacam ini, seorang peneliti harus mempunyai lebih dari tiga narasumber.
Sumber lisan merupakan sumber yang dengan mendengarkan penuturan langsung dari pelaku atau saksi sejarah. Penuturan dari pelaku dan saksi sejarah harus dicermati validitas kebenarannya, karena kadang-kadang penuturannya sudah tercampur dengan unsur subjektivitas sumber. Oleh sebab itu, diperlukan cross chek terhadap sumber satu dengan sumber yang lainnya. Perlu diingat, dengan menggunakan sumber semacam ini, seorang peneliti harus mempunyai lebih dari tiga narasumber.
Metode atau cara yang dilakukan untuk memperoleh sumber dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Cara memperoleh sumber secara langsung berarti, informasi diperoleh dari mereka yang menghayati langsung, baik, sebagai pelaku maupun saksi hidup. Jenis sumber semacam ini dibagi menjadi, sebagai berikut.
a. Sumber Primer
Sumber pertama atau sumber yang sezaman dengan peristiwa itu terjadi. Sumber ini bisa berbentuk tertulis maupun lisan.
b. Sumber Sekunder
Sumber ini merupakan pendukung dari sumber primer. Sumber ini bisa dari buku-buku pedoman dalam penelitian sejarah.
Isi sumber atau materi dapat dibedakan sesuai dengan
berbagai jenis aspek persoalan yang terkandung di dalamnya. Jenis sumber, ini
antara lain.
a. Sumber politik.
b. Sumber ekonomi.
c. Sumber sosial.
d. Sumber kebudayaan.
a. Sumber politik.
b. Sumber ekonomi.
c. Sumber sosial.
d. Sumber kebudayaan.
d. Contoh Kalimat Fakta
A.
Matahari terbit dari timur dan tenggelam
di barat
Kalimat
di atas merupakan kalimat fakta karna pagi hari matahari terbit di sebelah
timur dan sore hari terbenam di sebelah barat, seolah-olah matahari beredar
mengitari bumi. Sebenarnya bukan matahari yang mengelilingi bumi, melainkan
bumi berputar pada sumbunya dari arah barat ke arah timur. Perputaran bumi pada
sumbunya disebut rotasi.
B.
Kota Bogor berada di wilayah Jawa Barat.
Kalimat
di atas merupakan kalimat fakta karna Bogor secara
geologis berada di daerah Jawa Barat, walau Bogor berdekatan dengan DKI
Jakarta, Bogor tetap masuk ke dalam Provinsi Jawa Barat.
C.
Jakarta adalah Ibukota Negara Indonesia.
Kalimat
di atas merupakan kalimat fakta karna Tepat di tanggal 22 Juni ini, ibukota
negara Indonesia yakni kota Jakarta merayakan ulang tahunnya yang ke 488.
Sebagai salah satu kota bersejarah di Indonesia.
D.
Indonesia
memiliki 3 zona waktu yang berbeda-beda.
Kalimat
di atas merupakan kalimat fakta karna Indonesia
memiliki 3 waktu yang berbeda, yaitu WIB ( waktu Indonesia bagian barat), WITA
( waktu indonesia bagian tengah), dan WIT ( waktu Indonesia bagian timur)
e. Tujuan Dan Fungsi Fakta
Fakta adalah
segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang
terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan.
Fakta digunaka oleh orang banyak
(umum) sebagai hal yang sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami
kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena mereka dianggap telah melaporkan
pengalaman orang lain yang sesungguhnya
Perkembangan jurnalisme di era modern mempunyai prasyarat yang semakin ketat. Berita yang disodorkan seharusnya mengandung kebenaran yang disertai dengan fakta yang akurat. Pemberitaan juga harus mengandung kebauran dan aktualitas. Dengan demikian media massa yang terlambat memberikan berita akan dianggap memberikan berita basi, yang akhirnya di tinggalkan oleh pembacanya. Hasrat masyarakat modern yang serba ingin cepat dan akurat membuat media massa terpontang-panting untuk memenuhi hasrat masyarakat tersebut.
Semakin beragamnya manusia dengan segala macam kesukaannya, maka semakin beragam pula berita yang ditawarkan. Dari berita perang hingga tempet pelesiran yang menarik, lengkap dengan menu makanan yang mengundang air liur.
Jika dunia terus berubah maka masyarakat
akan semakin beragam kebutuhannya, serta teknologi semakin maju.
C.
Opini
a. Jenis – jenis Opini
- Opini Perorangan
dimana opini
yang dikemukakan oleh seseorang secara terbuka di muka orang lain yang sedang
berada dalam kelompok baik formal/informal.
- Opini Pribadi
yakni opini
yang dikemukakan oleh seseorang kepada orang lain yang mempunyai hubungan yang
dekat dengannya atau dipercayainya. Pendapat/opini pribadi mengandung
unsur intimidasi/keakraban.
- Opini Publik
yaitu kesatuan pendapat
yang timbul dari sekelompok orang yang berkumpul secara spontan dan
membicarakan isu yang kontroversial.
- Opini/Pendapat Umum
adalah opini
yang dihasilkan oleh suatu lembaga pengumpulan pendapat umum tentang suatu isu.
- Opini Khalayak
pendapat yang sudah
menetap/mengendap dalam masyarakat, telah dipengaruhi oleh berbagai norma
budaya dan bersifat statis.
Dalam dunia
komunikasi diantara jenis-jenis opini tersebut yang paling berpengaruh atau
berdampak banyak akan suatu hal merupakan opini publik.
b. Opini Publik
1.Pengertian Opini Publik
Opini Publik adalah pendapat yang
sama dan dinyatakan oleh banyak orang yang diperoleh melalui diskusi yang
intensif sebagai jawaban atas pertanyaan dan permasalahan yang menyangkut
kepentingan umum. Berupa pendapat, sikap, perasaan, ramalan, pendirian, dan
harapan rata-rata individu kelompok dalam masyarakat, tentang sesuatu hal yang
berhubungan dengan kepentingan umum atau persoalan-persoalan sosial.
Opini Publik adalah hasil interaksi, diskusi atau penilaian sosial antar
individu tersebut yang berdasarkan pertukaran pikiran yang sadar dan rasional
yang dinyatakan baik lisan maupun tulisan.
Isu atau masalah yang
didiskusikan itu adalah hasil dari apa yang dioperkan oleh media massa (baik
media cetak maupun elektronik).
Opini Publik hanya dapat berkembang pada negara-negara yang menganut paham
demokrasi. Dalam negara tersebut akan memberikan kebebasan pada warganya untuk
menyatakan pendapat dan sikapnya baik lisan maupun tulisan.
2. Karateristik Opini Publik
Opini Publik sebagai fenomena
sosial dan politik khususnya bidang komunikasi politik memiliki karakteristik
tertentu.
Floyd Allport (1954:55-56) mengumpulkan 12 karakteristik Opini Publik
ialah:
·
Opini Publik merupakan perilaku manusia individu-individu;
·
dinyatakan secara verbal;
·
melibatkan banyak individu;
·
situasi dan objeknya dikenal secara luas;
·
penting untuk orang banyak;
·
pendukungnya berbuatan atau bersedia untuknya;
·
disadari,
·
diekspresikan;
·
pendukungnya tidak mesti berada pada tempat yang sama;
·
bersifat menentang atau mendukung sesuatu;
·
mengandung unsur-unsur pertentangan;
·
dan efektif untuk mencapai objektivitas.
Ithel de Sola Pool (1973:783) mengemukakan bahwa pada dasarnya Opini Publik
memiliki sekurang-kurangnya satu diantara tiga keharusan (atau memiliki
ketiga-tiganya) yaitu :
1) Diekspresikan (dinyatakan) secara umum.
2) Menyangkut kepentingan umum.
3) Dimiliki oleh banyak orang.
3. Fungsi dan Peran Opini Publik
Jeremy Benthan menyatakan bahwa
Opini Publik berfungsi sebagai social control (kontrol sosial) dan berperan
sebagai dasar dalam membangun negara demokrasi.
Emory S. Bogardus (1949:484) mengemukakan bahwa Opini Publik mempunyai tiga
fungsi sebagai keutuhan dalam kehidupan sosial dan politik. Ketiga fungsi itu
ialah:
1. Opini pubik
dapat memperkuat undang-undang dan peraturan-peraturan, sebab tanpa dukungan
pendapat umum, undang-undnag dan peraturan-peraturan itu tidak akan berjalan;
2. Opini Publik
merupakan pendukung moral dalam masyarakat; dan
3. Opini Publik
dapat menjadi pendukung eksistensi lembaga-lembaga sosial dan lembaga-lembaga
politik.
Menurut Bogardus, Opini Publik juga berfungsi dan berperan sebagai
pemancaran dari moral suatu masyarakat karena moral memberikan standar
nilai-nilai yang dianggap pantas dan harus ditaati oeh individu-individu .
Individu yang melanggar moral akan mendapat sanksi tradisional.
Pada hakikatnya, the cognitive
function, berarti Opini Publik befungsi memberikan pengertian, sehingga dengan
adanya pengertian itu seseorang dapat objektif menanggapi persoalan atau
masalah yang merebak dalam masyarakat. Fungsi ini penting karena individu
sebagai manusia seringkali diliputi dan dikuasai oleh sifat curiga dan sifat
langsung memberi vonis sebelum memahami betul tidaknya suatu masalah. Sedangkan
the identification function, yakni Opini Publik berfungsi memperkenalkan
pendapat-pendapat yang merupakan kesepakatan kelompok kepada individu-individu
anggotanya. Hal ini diperlukan karena individu juga cenderung berbuat sama
dengan yang dilakukan untuk membantu memecahkan ketegangan individu-individu
yang tergabung dalam suatu kelompok, antara lain dengan melakukan pembagian
tugas antar sesama anggota kelompok.
c. Ciri – ciri kalimat
opini
- Tidak dapat dibuktikan kebenaranya.
- Bersifat subyektif dan dilengkapi uraian tentang pendapat, saran, atau ramalan tentang sebab dan akibat terjadinya peristiwa.
- Tidak terdapat narasumber/atas pemikiran sendiri.
- Tidak memiliki data yang akurat.
- Berisi tanggapan terhadap peristiwa yang terjadi, berisi jawaban atas pertanyaan: mengapa, bagaimana, atau lalau apa.
- Menunjukkan peristiwa yang belum atau akan tejadi pada masa yang akan datang (baru berupa rencana).
- Kalimat opini itu belum pasti kejadiannya.dan biasanya diawali dengan kata kata seperti “menurut saya”, “sepertinya”, “saya rasa”.
- Pendapat atau argumen seseorang.
- Informasi yang belum dibuktikan kebenarannya.
d. Contoh kalimat opini
1.
Lari sejauh 1km meter sangat melelahkan
2.
Sayur itu akan terasa lebih sedap jika ditambah sedikit garam.
3.
Ruang kamar tidurku sangat sempit.
4.
Tidak makan selama 12 jam membuat kita kelaparan.
5.
Bandar Lampung adalah kota paling ramah di Indonesia
6.
Orang yang kurus hidupnya penuh dengan masalah.
7.
Jika aku hidup di Eropa, pasti lebih menggembirakan.
8.
Jika indonesia dipimpin oleh pemuda, pasti Indonesia lebih maju.
9.
Harga bahan bakar minyak semakin mahal.
10.
Pengedar narkoba harus dihukum dengan hukuman mati.
11.
Bakso akan terasa lebih nikmat jika dimakan pada saat hujan.
12.
Seharusnya pemerintah lebih tegas terhadap para koruptor.
13.
Memakan 2 buah apel setiap hari dapat mencegah kita terserang penyakit
mematikan.
14.
Durian itu rasanya enak sekali.
15.
Tidur di pagi hari bisa mendatangkan penyakit.
16.
Nasi goreng adalah makanan yang paling enak di Indonesia.
17.
Gadis itu terlihat cantik dengan gaun berwarna merah yang dikenakannya.
D. Perbedaan Fakta dan
Opini
Dari contoh
- contoh kalimat di atas dapat diketahui perbedaan antara kalimat opini dan
kalimat fakta antaralain :
Fakta:
- Kebenarannya bersifat objektif
- Merupakan kenyataan yang sebenarnya terjadi
- Terdapat data yang akurat sebagai pendukung
Opini:
- Kebenarannya bersifat subyektif
- Menunjukkan peristiwa yang belum terjadi
- Tidak adanya data pendukung
E. Cara
Membedakan Kalimat Fakta dan Opini
Kalimat fakta
dan opini sering kali kita temukan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
bentuk tulisan maupun lisan. Berikut ini adalah cara membedakan atau
mengidentifikasi suatu kalimat apakah berupa fakta atau suatu opini.
1. Kalimat
fakta biasanya diikuti oleh data-data yang mendukung kalimat tersebut.
2. Kalimat yang
bersifat objektif merupakan fakta sedangkan yang bersifat subjektif berupa
opini.
3. Kebenarannya
yang sudah tentu benar merupakan fakta sedangkan kebenarannya yang masih
meninggalkan perdebatan di dalam masyarakat berupa kalimat opini.
4. Kalimat
opini dinyatakan berdasarkan perkiraan, kemungkinan dan perasaan sedangkan
kalimat fakta berdasarkan data-data.
5. Kalimat
opini sering menggunakan kata-kata seperti sangat, semakin, dapat, mungkin,
sebaiknya, barangkali, menurut, dan lain-lain.
6. Di dalam kalimat opini banyak ditemukan juga
kata-kata sifat seperti enak, cantik, tinggi, bagus,
dan lain-lain.
F. Produk-Produk Jurnalistik Yang Memuat Kalimat Fakta dan Opini
Produk–produk jurnalistik terdiri dari: berita, tajuk, feature, karikatur, resensi, opini, surat pembaca dan pojok.
A. Berita (News)
Berita dalam bahasa Inggris disebut news. Dalam The Oxford Paperback
Dictionary terbitan Oxford University Press (1979), news diartikan sebagai
“informasi tentang peristiwa-peristiwa terbaru”. Dalam kamus Merriam Webster’s
Collegeiate Dictionary (10th Edition, 1994), mengartikan news sebagai laporan
peristiwa terkini dan informasi yang tidak diketahui sebelumnya.
Kata “berita” sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, vrit (artinya ada
atau terjadi) atau vritta (kejadian atau peristiwa). Kamus Besar Bahasa
Indonesia menyebutkan, berita adalah “laporan mengenai kejadian atau peristiwa
yang hangat”. Sumber berita adalah fakta dan data sebuah peristiwa, meliputi
apa yang kemudian menjadi rumus berita, 5W + 1H.
Menurut Micthel V. Charnley berita adalah laporan tercepat dari suatu
peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar
pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka. Ia menyebutkan empat unsur yang
harus dipenuhi oleh sebuah peristiwa sehingga layak dijadikan berita. Keempat
unsur itu menjadi “karekteristik utama” sebuah peristiwa dapat diberitakan atau
dapat dipublikasikan di media massa yaitu, aktual (peristiwa terbaru, terkini,
atau hangat/ up to date), faktual (benar-benar terjadi bukan fiksi), penting,
dan menarik (memunculkan rasa ingin tahu dan minat membaca).
Teknik reportase/ mencari berita (news hunting, news getting, news
gathering) adalah salah satu tahap proses penyusunan naskah berita (news
processing), selain proses perencanaan berita, proses penulisan naskah, dan
proses penyuntingan naskah. Meliput berita dilakukan setelah melewati proses
perencanaan dalam rapat proyeksi redaksi. Misalnya, dalam rapat redaksi itu
diputuskan untuk memuat profil seorang artis. Maka segera setelah itu dilakukan
wawancara dengan artis tersebut. Wawancara itulah yang dinamakan news hunting.
Ada tiga
teknik peliputan berita, yakni:
1. Reportase, adalah kegiatan jurnalistik berupa meliput
langsung ke lapangan. Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian/peristiwa,
lalu mengumpulkan fakta dan data seputar peristiwa tersebut.
2. Wawancara, semua jenis peliputan berita memerlukan proses
wawancara (interview) dengan narasumber (interviewee). Wawancara bertujuan
menggali informasi, komentar, opini, fakta atau data tentang suatu masalah atau
peristiwa dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber.
3. Riset kepustakaan, adalah teknik peliputan atau pengumpulan data
dengan mencari klipping Koran, makalah-makalah, atau artikel Koran, membaca
buku, atau search di internet.
Jenis-jenis berita yang dikenal di dunia
jurnalistik antara lain:
• Straight News: berita langsung, apa
adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Ditulis dengan gaya memaparkan
peristiwa tanpa ditambah dengan penjelasan apalagi interpretasi. Sebagian besar
halaman depan suratkabar atau yang menjadi berita utama (headline) merupakan
berita jenis ini.
• Depth News: berita mendalam, berita yang merupakan pengembangan dari berita yang sudah
muncul, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu
permukaan.
• Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian
atau penyelidikan dari berbagai sumber.
• Interpretative News: berita yang dikembangkan
dengan pendapat atau penilaian wartawan berdasarkan fakta yang ditemukan.
• Opinion News: berita mengenai pendapat,
gagasan, atau pernyataan seseorang, biasaya pendapat para cendikiawan, sarjana,
ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, dan sebagainya. Penulisannya
dimulai dengan (statement Lead) atau teras kutipan (Quotation Lead), yakni
mengedepankan ucapan yang isinya dianggap paling penting atau menarik. Sebagai
penanda bahwa itu berita opini, biasanya pada judul dicantumkan nama narasumber,
diikuti titik dua, lalu kutipan pernyataan atau kesimpulan pernyataan yang
paling menarik.
Komposisi
tulisan, susunan berita umumnya terdiri dari empat bagian:
1. Headline,
kepala berita atau judul berita.
2. Dateline,
waktu dan nama tempat berita dibuat atau diperoleh.
3. Lead, teras
berita
4. News body,
tubuh atau isi berita.
Langkah pertama penulisan berita adalah menentukan lebih dulu sudut pandang
“angle” terhadap peristiwa yang akan dilaporkan. Angle yang dimaksud adalah
menentukan fakta mana yang dinilai paling penting dan menarik, itulah yang akan
dikemukakan lebih dulu. Penulisan judul berita (headline) dibuat dalam satu
atau dua kalimat pendek, tapi cukup memberitahukan persoalan pokok peristiwa
yang diberitakannya. Teras berita (lead) merupakan laporan singkat yang
bersifat klimaks dari peristiwa yang dilaporkannya. Body news, pada bagian ini
kita jumpai semua keterangan secara rinci dan dapat melengkapi dan memperjelas
fakta atau data yang disuguhkan dalam lead tadi, karena itu body sering pula
disebut “sisa berita”.
B. Tajuk
Tajuk rencana dikenal sebagai induk karangan sebuah media massa. Tajuk
merupakan “jatidiri” atau identitas sebuah media massa. Melalui tajuklah
redaksi media tersebut menunjukkan sikap atau visinya tentang sebuah masalah
aktual yang terjadi di masyarakat. Tajuk yang berupa artikel pendek dan mirip
dengan tulisan kolom ini, biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi atau redaktur
senior yang mampu menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah aktual.
Sikap, opini,
atau pemikiran, yang disuarakan lewat tajuk adalah visi dan penilaian orang,
kelompok, atau organisasi, yang mengelola atau berada dibelakang media
tersebut.
Adapun jenis
tajuk meliputi empat hal, yakni:
1. Menjelaskan berita, tentunya dengan interpretasi dan sudut pandang
subjektif media atau penulisnya.
2. Mengisi latar belakang, yakni memberikan kaitan suatu berita dengan
realitas sosial lainnya atau informasi tambahan.
3. Meramalkan masa depan, yakni memprediksi apa yang akan dapat te rjadi
pada masa mendatang dengan atau akibat terjadinya suatu peristiwa.
4. Meneruskan suatu penilaian moral, yakni memberikan penilaian dan menyatakan sikap
atas suatu peristiwa.Tajuk tidak memiliki struktur tertentu. Namun umumnya,
strukturnya terdiri atas judul, intro, dan uraian. Bagian intro mengemukakan
aktualitas masalah yang akan dibicarakan, misalnya dengan mengingatkan pembaca
akan berita yang muncul sebelumnya. Setelah itu uraian berisi opini penulisnya.
C. Feature
Feature secara harfiah artinya segi, keistimewaan, menampilkan atau
menonjolkan. Feature adalah jenis tulisan di media massa, selain berita dan
opini, yang memfokuskan pada segi (angle) tertentu sebuah peristiwa dan
menonjolkannya. Karena itu feature disebut pula “karangan khas”.
Sifat tulisan feature lebih menghibur dan menjelaskan masalah dari pada
sekedar menginformasikan karena feature adalah tulisan yang menuturkan
peristiwa disertai penjelasan riwayat terjadinya, duduk perkaranya, proses
pembentukanya, dan cara kerjanya. Ia lebih banyak mengungkap unsure how dan why
sebuah peristiwa sehingga mampu menyentuh ketertarikan manusiawi dan menggugah
perasaan.
Feature dapat berisi hal-hal yang mungkin diabaikan oleh news dan relative
tidak akan pernah basi. Karena itu, penulis feature harus memiliki ketajaman
dalam melihat memandang,dan menghayati suatu peristiwa, ia harus mampu menonjolkan
suatu hal yang belum terungkap seutuhnya. Untuk menyiapkan sebuah feature
diperlukan ketekunan dalam mencari bahan yang berbobot dan mendetail.
Feature merupakan karya jurnalistik aliran jurnalisme baru (new journalism)
atau jurnalistik sastra (literary journalism), yaitu teknik penulisan karya
jurnalistik bergaya sastra, menampilkan fakta secara mendalam dengan
menggunakan teknik fiksi atau menggabungkan keterampilan laporan interpretatif
dengan teknik penulisan karya fiksi. Penulisan feature mutlak diperlukan oleh
redaksi media massa cetak, terutama mingguan, dwiminguan, bulanan.
Tulisan feature memiliki sifat-sifat faktual bukan fiksi atau rekaan, menerangkan masalah bukan melaporkan dengan segera, tahan waktu tidak basi, mengandung segi human interest, mengandung unsur sastra, menggunakan lead atraktif.
Tulisan feature memiliki sifat-sifat faktual bukan fiksi atau rekaan, menerangkan masalah bukan melaporkan dengan segera, tahan waktu tidak basi, mengandung segi human interest, mengandung unsur sastra, menggunakan lead atraktif.
Jenis-jenis feature:
1. Bright, tulisan pendek dengan human interest yang menonjol dari suatu kejadian,
biasanya menggelitik atau mengandung unsur humor.
2. Feature Berita (news feature), feature tentang peristiwa aktual. Biasanya
merupakan pengembangan dari sebuah straight news, dengan membuka informasi
latar belakang masalahnya agar pembaca mendapatkan pemahaman lebih jelas
tentang unsur how da why atau duduk perkara sebuah peristiwa.
3. Feature Artikel , yaitu feature yang berisi tentang pemikiran,
gagasan, atau ilmu pengetahuan yang dikemas secara ringan dan menghibur.
4. Feature Biografi (profile) , yaitu feature tentang pribadi-pribadi menarik,
sosok ternama, atau public figure. Misalnya riwayat hidup pendek seorang tokoh
yang meninggal, seseorang yang berprestasi, atau seseorang yang memiliki
keunikan sehingga memiliki nilai berita tinggi.
5. Feature Human Interest, feature yang langsung menyentuh atau
membangkitkan keharuan, kegembiraan, kejengkelan atau kebencian, simpati dan
lain-lain.
6. Feature Pengalaman Pribadi, cerita yang isinya pengalaman penulisannya yang
unik, bernilai jurnalistik, atau lucu.
7. Feature Perjalanan atau Petualangan, feature yang berupa catatan perjalanan, laporan peristiwa kunjungan, atau petualangan ke sebuah tempat.
7. Feature Perjalanan atau Petualangan, feature yang berupa catatan perjalanan, laporan peristiwa kunjungan, atau petualangan ke sebuah tempat.
8. Feature Sejarah, feature tentang peristiwa masa lalu, dengan
memunculkan tafsir baru sehingga tetap terasa aktual untuk masa kini.
9. Feature Promosi, feature yang memperkenalkan atau mengekspos suatu
produk atau ide baru.
10. Feature Produk Praktis, disebut pula tips, yaitu feature yang
mengajarkan keahlian atau teknik membuat sesuatu.
Struktur Tulisan feature berbeda dengan tulisan
berita, komposisi tulisan feature terdiri dari:
1. Head (judul
feature)
2. Lead
(teras, intro, kalimat pembuka feature)
3. Bridge atau
jembatan antara lead dan body, berfungsi sebagai penghubung antara lead dan isi
tulisan.
4. Body (tubuh
atau isi tulisan)
5. Ending atau
penutup tulisan.
Penulisan
judul feature boleh menggunakan judul label (non-kata kerja) sebagaimana halnya
judul artikel atau kolom. Jenis penutup feature:
1. Penutup
ringkasan: menyimpulkan cerita atau fakta yang telah diuraikan dengan merujuk
kepada teras.
2. Penutup
penyengat: kalimat penutup yang mengagetkan, berupa kesimpulan yang tidak
diduga oleh pembaca.
3. Penutup
pertanyaan: dengan mengajukan pertanyaan tanpa jawaban.
4. Penutup
klimaks: biasanya dipakai dalam feature yang ditulis secara kronologis, yaitu
mengemukakan akhir cerita.
D. Kartun/ Karikatur
Berdampingan dengan tajuk rencana, biasanya tampil sebuah gambar yang lazim
disebut kartun. Kartun dimaksud adalah gambar lucu yang melukiskan
kejadian-kejadian (biasanya politik) mutakhir dari suatu pemerintahan atau
perilaku kebijakan seorang pejabat negara (Hornby, 19961: 57). Dalam gambar
tersebut biasanya memuat karikatur, gambar tiruan dari tokoh-tokoh yang
terlibat dalam peristiwa yang dikartunkan itu. Karikatur dibuat untuk
melukiskan ucapan, perilaku atau rupa yang menekankan cirri khas orang atau
tokoh yang disindirnya (Echols, 1975: 99), sehingga memancing cemoohan
pembacanya (Hornby, 1961: 56).
Dalam era gambar minded banyak pembaca yang merasa kekurangan waktu untuk membaca tajuk, dan justru sangat gembira serta merasa memperoleh cukup waktu untuk istirahat dengan menikmati karikatur yang disuguhkan dalam halaman tajuk suratkabar. Dengan demikian maksud tajuk pun mudah dipahami.
Dalam era gambar minded banyak pembaca yang merasa kekurangan waktu untuk membaca tajuk, dan justru sangat gembira serta merasa memperoleh cukup waktu untuk istirahat dengan menikmati karikatur yang disuguhkan dalam halaman tajuk suratkabar. Dengan demikian maksud tajuk pun mudah dipahami.
E. Resensi
Istilah resensi itu sendiri diartikan Echols (1975: 484) dengan menggunakan
istilah review, sebagai tinjauan terhadap karya seni dan sastra. Resensi
diartikan Hornby (1952: 363) sebagai laporan tertulis tentang isi buku yang
diterbitkan atau dipublikasikan paling akhir, untuk suatu terbita berkala.
Laporan yang dimaksud berupa penilaian terhadap semua aspek yang ada di
dalamnya. Penulis resensi sering dijuluki pengkritik (kritikus). Karena kritik
sejati dalam penilaian jurnalistik, berbeda dibanding kritik pada umumnya.
Sifat khas dari kritik jurnalistik harus berbeda, harus berwarna seni tersendiri,
yakni menyatakan suatu perasaan kreatif dan komunikatif yang nantinya ditujukan
kepada khalayak yang menaruh perhatian pada sastra, music, dan drama, serta
tetap berhubungan dengan kebiasaan mengkritik sebagai mana halnya.
Macam-macam resensi:
• Resensi atau Timbangan Buku, resensi
yang biasa dilakukan terhadap buku, dipakai istilah timbangan dalam arti
menimbang-nimbang isi buku itu. Setiap suratkabar menganggap buku baru sebagai
berita, karena itu resensi buku yang baik merupakan informasi yang pertama dan
penting.
• Resensi Suatu Pagelaran, penulis resensi pagelaran pada dasarnya seorang
reporter. Disajikan dalam suratkabar ditujukan untuk penonton khususnya dan
pembaca suratkabar umumnya.
• Resensi Musik
• Resensi Film
F. Opini/ Artikel
Artikel (article) adalah karya jurnalistik berupa tulisan yang berisi
pendapat (opini), gagasan (ide), pemikiran serta fakta. Posisinya dalam karya
jurnalistik masuk dalam kategori views (pandangan atau opini).
Sifat-sifat
artikel dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Faktual.
Artikel adalah tulisan nonfiksi atau berdasarkan fakta dan data.
2. Berisi
Gagasan dan Fakta. Artikel berisikan pendapat yang dilengkapi fakta peristiwa
atau masalah.
3. Meyakinkan.
Sebuah artikel dapat menjadi sarana penulisnya guna meyakinkan orang lain
(pembaca) akan pentingnya suatu masalah dipikirkan atau disikapi. Dengan kata
lain, artikel bisa menjadi agendasetter dan membentuk opini publik.
4. Mendidik.
Artikel umunya mendidik dan mengajarkan sesuatu agar pembaca melakukan atau
tidak melakukan sesuatu.
5. Memecahkan
masalah. Artikel membahas suatu masalah yang disertai alternatif pemecahannya
atau solusi.
6. Menghibur.
Sebuah artikel bisa juga menghibur pembacanya dengan mengangkat tema yang
ringan dan lucu.
Sebetulnya tulisan artikel tidak punya struktur, penulis bebas menuangkan
masalah yang sedang dibahas, lalu menyambungnya dengan pendirian subjektif.
Namun umumnya komposisi sebuah artikel terdiri dari:
1. Judul
(head).
2. Nama
penulis (by line).
3. Pendahuluan
(intro). Semacam teras (lead) dalam berita atau feature.
4. Penghubung
intro dengan isi tulisan, berupa identifikasi masalah.
5. Isi tulisan
atau uraian (body) yang biasanya terdiri atas sub-subjudul.
6. Penutup
(ending). Biasanya berupa kesimpulan, ajakan berbuat sesuatu atau pertanyaan
tanpa jawaban.
– Menggali
ide, merupakan tahap awal atau pembuka untuk menulis artikel.
– Menguji ide,
anda harus menguji ide tersebut, misalnya dengan menimbang, aktualkah ide
tersebut? Bergunakah ide tersebut bagi publik? Pernahkah ditulis oleh orang
lain? Dan lain-lain.
– Mengumpulkan
referensi, referensi (buku-buku, tulisan-tulisan, atau kliping Koran) yang
dapat mendukung pengembangan ide tersebut menjadi sebuah tulisan (artikel).
– Memulai
menulis, bagi pemula ketika mulai menulis jangan pikirkan harus langsung
membuat tulisan bagus. Langsung saja tuliskan apa yang ada dipikiran dengan
gaya bebas. Seperti kata James G. Robbins dan Barbara S. Jones “janganlah
terkejut atau kecewa jika anda gagal untuk mempertunjukan atau menghasilkan
kualitas yang tinggi dalam tulisan pertama anda, pokoknya teruslah memulainya”.
– Menulis
intro atau pembuka artikel yang termudah adalah dengan mengutip berita dikoran,
mengemukakan pepatah, atau ungkapan lalau dirangkaikan dengan identifikasi masalah
yang akan dibahas dalam tulisan tersebut.
Artikel layak muat (fit to print) umumnya bertema aktual, mengandung hal
baru dari segi pemikira atau gagasan, dan menyangkut kepentingan sebagian besar
pembaca. Data teknis artikel, artikel yang akan dikirim hendaknya:
• Diketik rapi
dua spasi diatas kertas putih.
• Judul
artikel dicantumkan ditengah-tengah bagian paling atas halaman pertama, dengan
nama penulis dibawahnya, dan pada akhir tulisan disebutkan identitas penulis.
• Bahasanya
mudah dimengerti, ejaannya benar dan enak dibaca sesuai dengan kaidah EYD.
• Pembahasan
temanya sistematis.
• Menyertakan
sampul surat plus perangko balasan dengan alamat yang sudah ditulis sendiri
untuk memudahkan redaksi media tersebut mengembalikan naskah jika tidak layak muat.
Seorang penulis artikel harus memegang teguh etika kepenulisan tentang
“artikel ganda” dan “artikel duplikat”. Artinya tidak mengirimkan artikel yang
sama kepada dua atau lebih redaksi media massa, juga tidaak melakukan duplikasi
terhadap artikel orang lain. Jika salah satu dari hal itu terjadi atau
dua-duanya maka dapat dipastikan penulis aka masuk ke dalam daftar hitam (black
list) redaksi media massa.
G. Surat Pembaca
opini singkat yang ditulis pembaca dan dimuat khusus pada rubrik khusus
surat pembaca. Biasanya berisi komentar atau keluhan pembaca tentang apa saja
yang menyangkut kepentingan dirinya dan kepentingan masyarakat. Panjang surat
pembaca rata – rata 2-4 paragraf. Rubrik surat pembaca lebih merupakan layanan
publik dari pihak redaksi terhadap masyarakat.
H. Pojok
Pojok adalah kutipan pernyataan singkat nara sumber atau peristiwa tertentu
yang dianggap menarik atau kontrovesial, untuk kemudian dikomentari oleh pihak
redaksi dengan kata – kata atau kalimat yang mengusik, menggelitik, dan ada
kalanya reflektif. Tujuannya untuk “mencubit”, mengingatkan, menggugat. Kritis
tetapi tetap etis. Sesuai dengan namanya, pojok ditempatkan dipojok. Dalam
setiap edisi penerbitan, pojok memuat tiga sampai lima kutipan pernyataan atau
peristiwa menarik untuk dikomentari.
Ciri-ciri
rubrik pojok:
·
Pojok berisi
dua alenia.
·
Isi yang
disajikan baik dalam alinea pertama maupun dalem alinea kedua, biasanya
terangkai dalam kalmiat-kalimat pendek.
·
Opini atau
pandangan-pandangan dari lembaga surat kabar disajikan dalam kalimat -kalimat
yang bersifat sinis dan humoris. (Suhendara, 1989: 38).
I. Foto
Foto jurnalistik menurut Guru Besar Universitas Missouri, AS, Cliff Edom di
dalam buku Audy Mirza Alwi halaman 4 adalah panduan kata words dan picture.
Sementara menurut Editor foto majalah Life dari 1937-1950,Wilson Hicks,
kombinasi dari kata dan gambar yang menghasilkan satu kesatuan komunikasi saat
ada kesamaan antara latar belakang pendidikan dan sosial pembacanya.
Jenis-jenis foto jurnalistik
• Spot Photo
Foto spot adalah foto yang dibuat dari peristiwa yang tidak terjadwal atau
tidak terduga yang diambil oleh si fotografer langsung di lokasi
kejadian.Misalnya, foto peristiwa kecelakaan, kebakaran, perkelahian, dan
perang.
• General News Photo
Adalah foto-foto yang diabadikan dari peristiwa yang terjadwal, rutin dan
biasa. Temanya bias bermacam-macam, yaitu politik, ekonomi, dan humor.
• People in the News Photo
Adalah foto tentang orang atau masyarakat dalam suatu berita. Yang
ditampilkan adalah pribadi atau sosok orang yang menjadi berita itu. Bias
kelucuannya, nasib, dan sebagainya.
• Daily Life Photo
Adalah foto tentang kehidupan sehari – hari manusia dipandang dari segi
kemanusiawiannya (human interest). Misalnya, foto tentang pedagang gitar.
• Portrait
Adalah foto yang menampilkan wajah seseorang secara close up dan “mejeng”.
Ditampilkan karena adanya kekhasan pada wajah yang dimiliki atau kekhasan
lainnya. 8
• Sport Photo
Adalah foto yang dibuat dari peristiwa olahraga. Karena olahraga
berlangsung pada jarak tertentu anatara atlet dengan penonton dan fotografer.,
dalam pembuatan foto olahraga dibutuhkan perlengkapan yang memadai, misalnya
lensa yang panjang serta kamera yang menggunakan motor drive. Menampilkan
gerakan dan ekspresi atlet dan hal lain yang menyangkut olahraga.
• Science and Technology photo
Adalah foto yang diambil dari peristiwa-peristiwa yang ada kaitannya dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
• Art and culture photo
Adalah yang
dibuat dari peristiwa seni budaya.
• Social and environment
Adalah
foto-foto tentang kehidupan sosial masyarakat serta lingkungan hidupnya.
• Syarat foto jurnalistik
Syarat foto jurnalistik, setelah mengandung berita dan secara fotografi,
bagus (fotografis), syarat lain lebih kepada, foto harus mencerminkan etika
atau norma hukum, baik dari segi pembuatannya maupun penyiarannya.
Kesimpulan
Jadi, kesimpulannya
adalah fakta merupakan suatu kalimat berdasarkan kenyataan yang ada dan tidak
dibuat buat oleh siapapun, sedangkan opini adalah kalimat pendapat atau ide
yang dikemukakan oleh segelintir orang yang selalu berdampingan oleh fakta yang
ada.
Keterkaitan fakta
dengan opini dalam dunia jurnalis ialah para jurnalis dapat memberitakan sebuah
hal atau kejadian yang berdasarkan fakta dengan cara observasi sederhana
seperti mengajukan pertanyaan pertanyaan awal, lalu muncul lah sebuah opini
karena sebuah fakta belum tentu terungkap semua sebab beberapa fakta kadang
belum semua terjawab.
Oleh sebab itu opini
diperlukan untuk memberikan tambahan
gambaran peristiwa pada pembaca karena keterbatasan penggalian fakta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar