2.1
Susunan Berita
Komponen utama yang membentuk sebuah berita adalah
teras berita(Lead) dan tubuh berita (body). baik dalam penulisan berita secara
konvensional atau berita yang disusun dengan pola variasi terdapat kedua
komponen ini. lazimnya berita ditulis dengan pola piramida terbalik. yaitu mulai dari bagian paling penting( teras) makin
ke bawah makin kurang penting. Bagian paling atas (alinea pertama)
disebut lead/inti berita, merupakan bagian fakta paling penting, sedangkan
bagian selanjutnya merupakan uraian/penjelasan dari alinea pertama
tersebut(tubuh berita).yang bawah
akhir berita.
Penulisan
seperti ini tidaklah mudah karena: 1) kebiasaan sejak nenek moyang kita
menyampaikan pesan secara bertutur, sehingga menulis belum menjadi
budaya, dan 2) kebiasaan kita bercerita secara kronologis, yaitu bagian penting
ditempatkan di akhir cerita.
Kegunaan
menulis bagian terpenting paling atas adalah:
- Memudahkan redaksi dalam menyiarkan berita. Yaitu, bila ruang/waktu tidak cukup untuk memuat seluruh isi berita, maka bisa mengabaikan bagian bawah berita
- Membantu khalayak agar cepat mengetahui isi berita. Yaitu, dengan hanya mengetahui bagian paling penting, khalayak sudah bisa memahami berita tersebut.
2.2 Prinsip-prinsip Dasar
yang Harus Diketahui Wartawan dalam Menulis Berita
Ada
lima syarat menulis berita, yaitu:
- Kejujuran: apa yang dimuat dalam berita harus merupakan fakta yang benar-benar terjadi. Wartawan tidak boleh memasukkan fiksi ke dalam berita.
- Kecermatan: berita harus benar-benar seperti kenyataannya dan ditulis dengan tepat. Seluruh pernyataan tentang fakta maupun opini harus disebutkan sumbernya.
- Keseimbangan:
Agar berita seimbang harus diperhatikan: - tampilkan fakta dari masalah pokok
- jangan memuat informasi yang tidak relevan
- jangan menyesatkan atau menipu khalayak
- jangan memasukkan emosi atau pendapat ke dalam berita tetapi ditulis seakan-akan sebagai fakta
- tampilkan semua sudut pandang yang relevan dari masalah yang diberitakan
- jangan gunakan pendapat editorial
- Kelengkapan dan kejelasan
Berita yang lengkap adalah berita yang memuat
jawaban atas pertanyaan who, what, why, when, where, dan how.
- Keringkasan:
Tulisan harus ringkas namun tetap jelas yaitu memuat semua informasi penting.
2.3 Ciri dan Langkah Menyusun Berita
a. Penemuan peristiwa atau kejadian
Isi berita
berkaitan dengan peristiwa-peristiwa aktual. Jika tidak muncul
peristiwa seperti perampokan, bencana alam,
kebakaran, dan kejadian mendadak
lainnya, pencari berita perlu mencari dan
menangkap kegiatan-kegiatan unik yang
muncul di masyarakat.
b. Pencarian sumber berita
Agar isi berita
akurat, penulis berita harus dapat menemukan tokoh yang mampu
memberikan informasi secara tepat peristiwa
yang akan diberitakan. Sebagai contoh
untuk mendapatkan informasi tentang data
korban dan proses kejadian, penulis
dapat mewawancarai pihak kepolisian setempat.
c. Pewawancaraan
Wawancara dilakukan
penulis berita untuk memperoleh fakta tentang suatu
kejadian, data korban, atau proses kejadian.
d. Pencatatan hal-hal penting
Selama proses
pencarian informasi, penulis dapat dipandu dengan pertanyaan
apa, siapa, di mana, kapan, mengapa,
bagaimana proses terjadinya peristiwa.
e. Penyusunan berita
Penyusunan berita
pada hakikatnya harus menggunakan bahasa yang singkat
dan jelas.
2.4
Teknik Menulis Berita
Menulis
sebuah berita bukanlah hal yang mudah, karena untuk bisa menghasilkan sebuah
berita yang baik diperlukan teknik-teknik yang baik dan benar pula di dalam
mengumpulkan berita atau menulisnya, agar berita yang dihasilkan berbobot dan
memiliki daya tarik pembaca. Disini akan diungkapkan mengenai bagaimana menulis
sebuah berita yang sesuai dengan kaedah-kaedah penulisan berita.
1.
Langkah- Langkah
Penulisan berita.
Hal- hal
yang harus diperhatikan dalam penulisan berita:
a)
Obyektif, seorang wartawan harus menjaga jarak dengan
peristiwa yang diangkatnya sebagai berita, dengan demikian seorang wartawan
dilarang melibatkan kepentingan pribadi dan pandangan subyektif atas peristiwa.
Namun tulisan harus faktual atau dituliskan berdasarkan fakta dan data yang
benar- benar ditemukan dilapangan.
b)
Cover
both side, tulisan harus seimbang dan
berusaha mencantumkan semua pihak yang terlibat dalam peristiwa.
c) Prinsip hemat kata, prinsip dasar komunikasi menghendaki agar komunikasi
berjalan dengan cepat dan jelas, dalam waktu dan ruang yang relatif terbatas,
selain itu perhatikan penggunaan bahasa yang hemat dan maksud serta inti dari
tulisan bisa dipahami. Hal ini agar berita efisien dan efektif, baik dari
pemilihan diksi, membentuk kalimat, penyusunan alinea, hingga membentuk plot
seefektif mungkin, yang terpenting dalam penulisan berita adalah pembaca mudah
mencerna informasi yang disampaikan.
d)
Berita harus menggandung unsur 5W+1H, artinya dalam berita harus dijelaskan
peristiwa apa yang ditulis, siapa saja yang terkait, kapan itu terjadi, dimana
terjadinya dan bagaimana rangkaian peristiwa tersebut.
e)
Sebuah berita harus ditulis dalam piramida terbalik . Dalam pola ini maka data yang
paling penting harus diletakan dialinea- alinea pertama. Dengan demikian
semakin atas letak alinea, semakin penting pula data yang dikandungnya, alinea
pertama yamg disebut dengan lead merupakan alinea terpenting. Sebab dalam lead
inilah termuat angel(sudut bidik), berita dan inti yang dipaparkan.
2.
Bentuk dan Jenis
Susunan Berita.
Pada era modern seperti sekarang ini, sudah sangat banyak
media penyaji berita yang relative canggih dan juga efektif, sehingga
memudahkan para pembaca berita di dalam mendapatkan berita. Untuk itu, berita
yang dimuat di media cetak pun harus menyesuaikan dengan kebutuhan pembaca,
yang nota bene pembaca sekarang adalah orang-orang yang tidak cukup memiliki
banyak waktu di dalam kesehariannya apalagi untuk membaca Koran, mereka
cenderung lebih tertarik untuk melihat berita melalui TV yang dianggap sangat
efisian dalam mempebaharui informasinya. Supaya media cetak tidak terlalu
tertinggal jauh dengan TV atau radio, maka harus dimuat dengan seefektif dan
seefisien mungkin. Di bawah ini adalah beberapa bentuk dari struktur penulisan
sebuah berita, yaitu:
a)
Bentuk Piramida terbalik; dalam
penulisan berita dimulai atau diawali dari berita yang dianggap paling penting,
setelah itu diikuti hal- hal yang kurang penting. Bentuk ini sering dipakai
untuk menulis berita- berita langsung (straight news). Bagian paling penting
dituangkan dalam lead atau alinea pertama berita.
b)
Bentuk Piramida tegak;
penulisan berita diawali dari hal- hal yang kurang penting, kemudian diikuti ke
hal- hal yang semakin lama semakin penting.
c)
Bentuk Pararel; penulisan berita ini
antara alinea- alinea awal, pertengahan hingga akhir dianggap memiliki bobot
yang tidak jauh berbeda.
d) Bentuk Kronologis; penulisan bentuk ini memaparkan data- data atau
informasi secara berurutan. Antara alinea awal, pertengahan sampai akhir berita
merupakan proses waktu atau peristiwa yang sulit untuk dipisahkan.
3.
Proses atau tahap
menulis atau menyusun berita:
Dibawah ini adalah tahap dalam penulisan sebuah berita atau
bisa dikatakan juga sebagai alur menulis berita, yakni:
a.
Fact Organizing yaitu pengorganisasian/ pengumpulan fakta oleh
wartawan yang akan menulis berita. Apakah itu hasil interview, kejadian
langsung, ataupun menggunakan data- data tertulis yang telah tersedia.
b. Lead Decission yaitu penentuan lead untuk teras berita. Ingat, gagal
menentukan lead, bisa berarti gagal menulis berita.
c. Word selection yaitu pemilihan kata- kata yang cocok, untuk
mendukung penulisan berita, usahakan alur yang runtut, jangan melompat- lompat
sehingga dapat mengganggu pemahaman pembaca.
d. Start to write yaitu ambil mesin ketik atau komputer, kertas, jika
perlu referensi pendukung. Konsentrasilah dalam menulis sehingga tidak keliru.[6]
Menurut Prof. John Hohenberg, sebagaimana dikutip oleh Rosihan Anwar
dalam bukunya Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, gaya bahasa dan patokan yang
digunakan dalam penulisan berita sebaiknya :
1.
Teliti, ringkas, jelas, dan mudah dimengerti.
2.
Gunakanlah kalimat yang relative singkat, sederhana, dan satu paragraf cukup
terdiri atas satu hingga tiga kalimat.
3.
Satu gagasan sama dengan satu kalimat.
4.
Prioritaskan kata-kata yang pendek.
5.
Gunakan kata kerja yang kuat dan berhemat dalam menggunakan kata sifat.
6.
Spesifik dalam penulisan (seperti dalam menyebutkan tinggi, berat, jarak dan
lain-lain).
7.
Gunakan kutipan-kutipan yang mengandung arti secara parsial.
8.
Cermatilah penulisan berita dengan pola piramida terbalik
Menulis berita itu memiliki
struktur atau susunan tersendiri.Caranya tidak seperti menulis surat cinta atau
menulis surat kepada orang tua. Tetapi disusun sedemikian rupa untuk memudahkan
para pembaca memahami secara mudah dan benar.
Bentuk Piramida terbalik yaitu dalam penulisan berita dimulai atau diawali dari berita yang dianggap paling penting, setelah itu diikuti hal- hal yang kurang penting. Bentuk ini sering dipakai untuk menulis berita- berita langsung (straight news).
Bentuk Piramida terbalik yaitu dalam penulisan berita dimulai atau diawali dari berita yang dianggap paling penting, setelah itu diikuti hal- hal yang kurang penting. Bentuk ini sering dipakai untuk menulis berita- berita langsung (straight news).
2.5 Pendekatan dalam membuat berita
Terdapat
dua pendekatan yang digunakan untuk melulis berita Staight dan soft. Straight
News berita yang disajikan
langsungdengan menyebutkan pokok persoalan/pikiran utama mengingat tidak semua
orang memiliki waktu luang untukmembaca,mendengar dan menyaksikan penyajian
berita. Kesibukan membuat seseorang praktis untuk mengetahui berita hanya ingin
menikmati utamanay saja.
Beberapa jenis Straight News menurut suhandang (2004) antara
lain;
1. Matter
of fact news, yaitu berita yang hanya mengemukakan fakta utama yang terlibat dalam peristiwa itu
saja.
2. Action news, Yaitu berita yang hanya mengemukakan perbuatan,tindakan (kejadian) yang terlibat
dalam peristiwa itu saja (mengisahkan jalannya peristiwa itu).
3. Quote
news, Yaitu berita yang hanya mengemukakan kutipan dari hal yang diucapkan oleh para
tokoh yang terlibat dalam peristiwa itu.
Pendekatan berikutnya
adalah soft news.
2.6 Piramida terbalik
Bagian paling penting dituangkan dalam lead atau alinea
pertama berita
Bentuk Piramida tegak; penulisan berita diawali dari hal-
hal yang kurang penting, kemudian diikuti kehal- hal yang makin lama makin
penting. Bentuk Pararel; penulisan berita ini antara alinea- alinea awal,
pertengahan hingga akhir dianggap memiliki bobot yang tidak jauh berbeda.
Bentuk Kronologis; penulisan bentuk ini memaparkan data- data atau informasi secara berurutan.Antara alinea awal, pertengahan sampai akhir berita merupakan proses waktu atau peristiwa yang sulit untuk dipisahkan.Dalam jurnalistik ada tiga macam tulisan yang biasanya dipakai media massa yaitu :
Straight News : berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas dan padat akan unsur 5W+1H pada lead dan menggunakan piramida terbalik.
Bentuk Kronologis; penulisan bentuk ini memaparkan data- data atau informasi secara berurutan.Antara alinea awal, pertengahan sampai akhir berita merupakan proses waktu atau peristiwa yang sulit untuk dipisahkan.Dalam jurnalistik ada tiga macam tulisan yang biasanya dipakai media massa yaitu :
Straight News : berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas dan padat akan unsur 5W+1H pada lead dan menggunakan piramida terbalik.
Untuk menulis berita
memiliki struktur dengan pola piramida terbalik, yaitu menempatkan fakta paling
penting pada awal berita dari bahan-bahan berita yang diperoleh, kemudian
fakta-fakta penting lainnya, dan selanjutnya fakta yang kurang penting
ditempatkan dibawah.
Metode piramida terbalik
ini adalah bentuk yang paling tepat untuk kepentingan efesiensi ruang halaman
surat kabar. Sehingga kalau terjadi pemotongan berita, redaksi tinggal memotang
bagian akhirnya saja.
Disamping itu pembaca yang
tidak memiliki waktu, dapat membaca bagian awalnya saja, mereka sudah
mendapatkan informasi.
Inilah hal-hal yang dimaksud dengan pola
piramida terbalik:
a)
Judul berita:
Kepala berita (head line).
Gunanya untuk memperkenalkan isi berita isi berita yang akan ditulis. Judul ini
hendaknya mencerminkan isi berita.
Kemampuan jurnalis dapat
dilihat dari keterampilannya dalam meramu berbagai informasi menjadi satu
berita yang utuh. Menurut Bill Kovach dan Tom Resenstiel dalam bukunya Sembilan Elemen Jurnalistik, tugas
utama seorang jurnalis adalah menyampaikan kebenaran. Namun selain menyampaikan
kebenaran, jurnalis pun dituntut untuk pandai merangkai serta menyusun
informasi-informasi yang diperolehnya menjadi sebuah berita yang menarik dan
enak dibaca.
Suhandang(2004)
mengatakan, menurut kepentingan beritanya ada empat jenis judul yang perlu
diketahui.
1. Banner
headline, yaitu jenis judul berita untuk jenis berita yang sangat penting
dengan cara menonjolkan jenis dan ukuran huruf yang mampu mencerminkan sifat
gagah dan kuat dalam penyajiannya.(mampu menempati 4 kolom besar surat kabar)
2. Spread
headline , yaitu jenis judul berita untuk jenis berita yang penting. Cara penyajiannya lebih kecil
dipandingkan Banner headline (hanya mampu menempati 3 kolom)
3. Secondary headline, yaitu jenis judul berita yang
kurang penting. Cara penulisan hurufnta lebih kecil ukuran dan ketebalannya
dari Spread headline
4. Subordinated
headline, yaitu jenis judul berita yang tidak penting (kadang hanya untuk
mengisi kekosongan kolom)
Dari
keserasian baris judul berita dapat dibagi beberapa jenis
1. Cross
line headline : judul terdiri dari satu baris
2. Pyramide
headline : judul yang susunannya lebih dari satu baris dan berbentuk pyramid
3. Inverted
ptramide headline : : judul yang susunannya lebih dari satu baris dan berbentuk
pyramid terbalik
4. Flus
left headline : judul terdiri dari
beberapa baris disusun rata tepi kiri.
5. Flus
right headline : judul terdiri dari beberapa baris disusun rata tepi kanan.
6. Hanging
indention headline : judul yang terdiri dari tiga baris atau lebih yang susunan
panjangnya dimulai baris pertama.
Kendala yang banyak
ditemui, terutama bagi jurnalis pemula adalah menyusun judul berita yang
menarik. Menarik yang dimaksud adalah mampu membuat pembaca penasaran dan ingin
membaca sampai akhir. Disinilah perlu adanya eye catching yang menjadi daya tarik dari sebuah judul berita.
Aturan
tentang menyusun judul berita yang menarik ini, berlaku di seluruh media massa
mulai dari cetak, elektronik sampai online. Aturan baku untuk membuat judul
yang menarik diantaranya :
- Judul adalah kalimat lengkap yang terdiri dari subjek dan predikat. Artinya, sebuah judul berita harus menggambarkan isi dari berita yang hendak diinformasikan.
- Judul berita padat, ringkas dan pendek. Judul berita maksimal terdiri dari delapan suku kata. Idealnya, lebih ringkas sebuah judul berita maka lebih efektif.
- Judul berita bukan sekedar rangkaian kata saja, tetapi harus menggambarkan isi dari berita. Sehingga pembaca/pemirsa/pendengar langsung memahami apa yang hendak diinformasikan.
- Judul berita harus mudah dipahami oleh berbagai khalayak. Karena pembaca/pemirsa/pendengar media massa bersifat heterogen dan anonim. Sehingga pesan harus mampu dipahami oleh berbagai kalangan.
- Judul berita menggunakan kata-kata sederhana. Hal ini pun berkaitan dengan khalayak yang berasal dari berbagai latar belakang.
- Judul berita sebisa mungkin harus menghindari kata tanya atau tanda tanya. Hal ini guna memperjelas informasi yang akan diberitakan. Mencegah terjadinya pemahaman khalayak yang ambigu.
b)
Date Line:
Ini merupakan keterangan
sebagai petunjuk sebagai: tempat kejadian(nama kota) dan waktu penyusunan
berita,yaitu tempat
atau waktu berita diperoleh dan disusun. Contohnya Jakarta, Kompas; Jakarta:
Republika, Senin
c)
Teras Berita:
Biasanya dinamakan LEAD,
yaitu alinea pertama dari sebuah berita yang merupakan inti terpenting dari
keseluruhan isi berita yang disajikan.
Dalam
struktur sebuah berita ada bagian yang disebut lead atau teras berita. Lead
adalah paragraf pertama dalam berita yang mengandung gambaran umum suatu
berita.
Teras
Berita dalam sebuah berita menjadi sangat penting karena akan menggambarkan
keseluruhan berita dan menjadi daya tarik berita agar diminati khalayak. Abdul
Chaer (2010:127) menyebutkan bahwa lead yang fungsinya sama dengan intro dalam
musik disebut juga teaser,
penggoda, karena pada hakekatnya bagian awal dari tulisan tak ubahnya sebagai
penggoda agar pembaca tertarik untuk membacanya terus.
Teras
Berita yang ideal adalah yang menggandung unsur 5W + 1 H. Unsur 5 W + 1 H yang
dimaksud adalah What (Apa), Who (Siapa), Why (Kenapa), When
(Kapan), Where (Dimana) dan How (Bagaimana). Namun tidak ada
urutan rumus yang pasti dalam menempatkan mana yang harus lebih dulu ditulis.
Teras
berita yang idal bukan berarti harus selalu diikuti. Dalam beberapa media massa
memiliki toleransi dan aturan tersendiri terhadap teras berita. Namun
yang terpenting teras berita tetap mencerminkan keseluruhan isi berita dan
menarik pembaca untuk membaca berita tersebut.
Dalam
memudahkan seorang wartawan untuk membuat teras berita, Melvin Mincher
merumuskan apa yang harus dilakukan wartawan dalam membuat sebuah lead.
Pertama
seorang wartawan haruslah menanyakan kepada dirinya sendiri tentang fakta-dakta
yang ditemukan di lapangan. Pertanyaan yang harus ditanyakan adalah:
- Apa yang unik, atau paling penting atau tidak biasa dari sebuah kejadian?
- Siapa yang terlibat – siapa yang melakukan atau siapa yang memberikan penjelasan?
Setelah berhasil menjawab
dua pertanyaan diatas maka seorang wartawan harus menjawab pertanyaan untuk
membentuk sebuah lead:
- Lead jenis apa yang lebih tepat dipakai
- Gaya bahasa seperti apa yang akan dipakai di dalam lead
- Apa yang lebih membuat pembaca tertarik untuk ditempatkan diawal.
Pertanyaan diatas mungkin
terlihat mudah, tetapi dalam kenyataannya masih membuat wartawan terutama
wartawan pemula kesulitan. Akibatnya teras berita menjadi tidak fokus dan tidak
menggambarkan keseluruhan isi dari berita tersebut.
Untuk memudahkan dalam
menulis maka lead
diklasifikasikan menjadi beberapa jenis:
- Summary Lead, jenis ini cukup berisi ringkasan singkat tentang inti yang terjadi dalam sebuah kejadian. Lead jenis ini yang biasa dipakai untuk berita singkat seperti straight news ataupun flash news. Lead jenis ini menyajikan unsur 5W + 1 H didalamnya secara singkat.
- Comprehensive lead, jenis ini menggambarkan secara keseluruhan gambaran dari sebuah kejadian. Lead jenis ini biasa juga disebut roundup lead. Lead jenis ini menekankan unsur “kapan” dalam pembukaan yang menjadi esensi berita yang diikuti oleh fakta-fakta lainnya.
- Accident lead, jenis ini adalah kombinasi dari summary lead dan comprehensive lead. Yang menjadi ciri khas dari lead jenis ini karena lead ini lebih menekankan pada unsur “siapa” pada penulisannya.
- Punch lead, jenis ini dimulai dengan menuliskan fakta terbesar, dan terpenting dalam berita. Jenis ini disebut punch lead karena “guncangan” akan dirasakan pembaca pada baris kalimat dan akan terus membaca berita tersebut.
- Crusade lead, jenis ini digunakan untuk mengkampanyekan atau menjelaskan suatu kejadian yang tidak pasti.
- Astonisher lead, jenis ini ditunjukan untuk membuat pembaca tercengang sehingga akan timbul rasa penasaran untuk membaca kelanjutan berita tersebut.
- Explosive lead, jenis ini adalah jenis lead yang biasa digunakan untuk menulis berita yang mengagetkan para pembaca.
- You-and-I lead, jenis ini biasa digunakan untuk berita yang membutuhkan kedekatan antara berita dengan pembaca. Hal ini agar pembaca merasa lebih dekat secara emosional dan menarik untuk membaca berita tersebut.
- Suspended-Interest lead, jenis ini menggunakan fakta tambahan diawal dan memindahkan fakta utama di belakang lead.
- Question lead, jenis ini menggunakan pertanyaan untuk memulai bertia yang akan disampaikan.
- Quote lead, jenis ini menggunakan kutipan dari perkataan narasumber sebagai awalan berita yang akan disampaikan.
- Dependent lead, jenis ini digunakan untuk memberi tekanan pada sebab-akibat dari sebuah kejadian. Biasanya lead jenis ini menggunakan kata hubung pada awal kalimat.
- Than-and-Now lead, jenis ini biasa digunakan untuk menambah kesan dramatis pada sebuah berita dengan menggambarkan dulu dan sekarang.
- Here-and-There lead, Jenis ini biasa digunakan untuk membandingkan satu tempat dengan tempat lainnya.
- Epigram lead, jenis ini menggunakan sajak atau ungkapan pendek untuk mengawali lead. Ungkapan tersebut bisa berarti baik ataupun sebaliknya.
Macam-macam LEAD
1)lead ringkasan
Lead model ini banyak dipakai dalam penulisan
straight news, yaitu menuliskan inti sari cerita / peristiwa. Lead ini bisa
saja menarik jika penulis mempunyai persoalan yang kuat untuk diceritakan.
Model ini cenderung gampang ditulis, sehingga bila penulis kehabisan kretivitas
atau dikejar deadline mereka cenderung memilih model ini.
Contoh
1)Membuat mobil kotak sabun tidak mudah bagi Dedi, 11, yang lumpuh selama lima tahun.
2) Didikan agama dan hobinya berjudi semasa muda merupakan kombinasi yang membuat Polisi Ahmad Husen jadi musuh paling berbahaya bagi para penjudi di Palembang.
1)Membuat mobil kotak sabun tidak mudah bagi Dedi, 11, yang lumpuh selama lima tahun.
2) Didikan agama dan hobinya berjudi semasa muda merupakan kombinasi yang membuat Polisi Ahmad Husen jadi musuh paling berbahaya bagi para penjudi di Palembang.
2.Lead naratif
Model ini banyak disukai oleh para penulis
fiksi (novel, cerita pendek). Penulis berusaha menarik minat pembaca melibatkan
emosi pembaca ke dalamnya. Tekniknya adalah menciptakan suatu suasana dan
membiarkan pembaca mengidentikkan diri dengan tokoh utama. Hasilnya seperti
sebuah film yang baik. Apakah anda pernah merasa haus ketika menyaksikan tokoh
dalam sebuah film sedang kehausan di tengah padang pasir ? Apakah anda gemetar
ketakutan ketika menyaksikan film horor ? Lead ini cocok untuk feature
petualangan.
Contoh :
1) Batu-batu besar menengadah mengancam sekitar 60 meter di bawah, ketika Kuswoyo berjuntai di ujung tambang, pada lereng curam, sementara angin kencang berdesir di sebelah utara puncak Pangrango.
2) Petugas polisi Woworuntu melihat dengan gemetar ke arah laras senjata lawan, kemudian meloncat ke samping secepat loncatan kucing, sambil mendepak senjata itu dan ia menembakkan revolvernya.
Keuntungan lead ini adalah bisa menggaet pembaca lebih efektif daripada lead model lain. Tetapi kerugiannya tidak banyak peristiwa yang bisa dibuat dengan lead model ini, kalau dipaksakan juga malah akan menjadi norak dan merusakkan bangunan “cerita”.
1) Batu-batu besar menengadah mengancam sekitar 60 meter di bawah, ketika Kuswoyo berjuntai di ujung tambang, pada lereng curam, sementara angin kencang berdesir di sebelah utara puncak Pangrango.
2) Petugas polisi Woworuntu melihat dengan gemetar ke arah laras senjata lawan, kemudian meloncat ke samping secepat loncatan kucing, sambil mendepak senjata itu dan ia menembakkan revolvernya.
Keuntungan lead ini adalah bisa menggaet pembaca lebih efektif daripada lead model lain. Tetapi kerugiannya tidak banyak peristiwa yang bisa dibuat dengan lead model ini, kalau dipaksakan juga malah akan menjadi norak dan merusakkan bangunan “cerita”.
3. Lead Deskriptif
Lead ini berusaha menggambarkan tokoh atau
tempat kejadian dalam pikiran pembaca. Kalau lead naratif meletakkan pembaca di
dalam cerita maka lead deskriptif meletakkan pembaca beberapa meter di depan
sebuah tempat atau peristiwa dan berfungsi sebagai orang yang menonton,
mendengar atau mencium baunya. Kunci lead model ini adalah penggunaan kata
sifat (adjektif) yang tepat.
Contoh:
1) Mata yang coklat dan dingin itu menyipit ketika mengamati sebuah wajah. Ia seolah menembus tempat persembunyian kebohongan. Itulah mata seorang polisi.
2) Bentakan tentara dan nyanyian sedih budak-budak seolah-olah bergantungan di udara di sekeliling rumah berusia 130 tahun itu. Di sekitarnya, rerumputan tegak setinggi lutut.
3) Hakim Subyakto dengan senyum mengejek, melongok lewat jendelanya untuk melihat wajah seorang pengacara muda yang dengan susah payah berusaha mencari sela-sela hukum untuk menyelamatkan kliennya.
4.Lead kutipan
1) Mata yang coklat dan dingin itu menyipit ketika mengamati sebuah wajah. Ia seolah menembus tempat persembunyian kebohongan. Itulah mata seorang polisi.
2) Bentakan tentara dan nyanyian sedih budak-budak seolah-olah bergantungan di udara di sekeliling rumah berusia 130 tahun itu. Di sekitarnya, rerumputan tegak setinggi lutut.
3) Hakim Subyakto dengan senyum mengejek, melongok lewat jendelanya untuk melihat wajah seorang pengacara muda yang dengan susah payah berusaha mencari sela-sela hukum untuk menyelamatkan kliennya.
4.Lead kutipan
Kutipan yang dalam dan ringkas bisa menarik,
terutama bila berasal dari ucapan orang terkenal. Perlu diingat bahwa kutipan
ini tidak boleh hanya menjadi sekedar tempelan tetapi harus menyiapkan pentas
bagi babak selanjutnya bagi tulisan kita, sehingga kutipannya pun harus
memusatkan diri pada sifat cerita itu. Contoh : “Rakyat banyak sobat, adalah
seekor binatang buas yang menakjubkan, kata H.L. Mencken.
Mencken adalah seorang yang sinis dan dengan kutipan itu orang akan tergaet membaca dan mengetahui watak orang itu. Kerugian lead model ini adalah bahwa kutipan bisa keluar dari konteks cerita.
Mencken adalah seorang yang sinis dan dengan kutipan itu orang akan tergaet membaca dan mengetahui watak orang itu. Kerugian lead model ini adalah bahwa kutipan bisa keluar dari konteks cerita.
d)
Tubuh Berita:
Tubuh berita akan mudah diselesaikan jika
judul dan teras berita sudah disiapkan. Tubuh berita merupakan keseluruhan dari
peristiwa yang diangkat menjadi berita dan merupakan penerusan dan penjabaran
lebih lanjut isi teras berita. Penjelasan itu meliputi penjelasan tentang
kelengkapan peristiwa yang diberitakan dan dianggap perlu diuraikan kembali
untuk memberi keterangan poada berita yang sudah disinggung pada teras berita.
Tubuh berita dapat disusun dengan susunan piramida terbalik maksudnya, ditulis dari keterangan lanjut yang dianggap penting sampai yang kurang penting. Disusun dengan susunan kronologis, maupun dengan susunan di mana informasi penting diletakkan di belakang. Di samping itu kekuatan tubuh berita dapat pula dibangun dengan menyertakan kutipan, baik langsung maupun tidak langsung, dari sumber berita; menyertakan nama/jabatan sumber berita (attribution); memberi identifikasi yang jelas tentang siapa sumber berita serta menyertakan latar belakang berita.
Tubuh berita dapat disusun dengan susunan piramida terbalik maksudnya, ditulis dari keterangan lanjut yang dianggap penting sampai yang kurang penting. Disusun dengan susunan kronologis, maupun dengan susunan di mana informasi penting diletakkan di belakang. Di samping itu kekuatan tubuh berita dapat pula dibangun dengan menyertakan kutipan, baik langsung maupun tidak langsung, dari sumber berita; menyertakan nama/jabatan sumber berita (attribution); memberi identifikasi yang jelas tentang siapa sumber berita serta menyertakan latar belakang berita.
Adapun
Cara lain yang daoat digunakan untuk menyusun tubuh berita pada umumnya sebagaiberikut:
1. laporan tentang keterangan verita harus bersifat menyeluruh
2. ketertiban dan keteraturab mengikuti gaya menulis berita
3. tepat dalam penggunaan bahasa dan tata bahasa
4. ekonomi kata tetap diperhatikan
5. gaya penulisan harusnya hidup, punya warna, makna dan imaginasi.
1. laporan tentang keterangan verita harus bersifat menyeluruh
2. ketertiban dan keteraturab mengikuti gaya menulis berita
3. tepat dalam penggunaan bahasa dan tata bahasa
4. ekonomi kata tetap diperhatikan
5. gaya penulisan harusnya hidup, punya warna, makna dan imaginasi.
Tubuh (body) berita
berisikan pemaparan masalah, penjelasan-penjelasan lebih lanjut dari apa-apa
yang telah disebutkan dalam teras berita. Pada tubuh berita inilah terdapat
uraian yang lebih terperinci mengenai isi berita yang disusun berdasarkan
urutan terpenting, penting, kurang penting, tidak penting.
Body
atau tubuh berita berisi peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang
singkat padat, dan jelas. Dengan demikian, body merupakan perkembangan berita.
Selain unsur tersebut, dalam berita harus
terdapat unsur-unsur 5W + 1 H, yakni :
- What : Apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
- Who : Siapa yang terlibat di dalamnya ?
- Where : Dimana terjadinya peristiwa itu?
- When : Kapan terjadinya?
- Why : Mengapa peristiwa itu terjadi?
- How : Bagaimana terjadinya?
e)
Tambahan:
Pada akhirnya setelah yang
tidak penting itu ditambahkan pula dengan hal-hal lain yang masih ada
hubungannya dengan keseluruhan isi berita.
Transisi berarti peralihan dari paragraf
yang satu keparagraf berikutnya.Transisi menghubungkan dua paragraph yang berdekatan.transisi bisa berupa kata, bisa juga
berupa kalimat. Dalam bahasa jurnalistik, tidak ada ketentuan apakah setiap
paragraph harus memakai transisi.transisi ditandai dengan kata hubungan kelanjutan
seperti kata lalu, dan, serta: kata hubungan tarwaktu seperti sekarang,
sebelum, kemudian ; kata penanda kalimat seperti misalnya; kata penanda
kontrak seperti tetapi.
KESIMPULAN
Struktur berita
yang pertama adalah judul Berita (Headline). Struktur berita yang kedua adalah
baris tanggal (date line). Struktur berita selanjutnya adalah teras berita
(lead/intro). Struktur berita yang tidak kalah penting adalah tubuh berita.
Judul berita
berfungsi menolong pembaca yang bergegas untuk cepat mengenal kejadian-
kejadian yang terjadi di sekeliling nya untuk diberitakan. Fungsi lainnya
adalah dengan teknik grafika dengan tipe-tipe huruf, judul berita menonjolkan
berita tadi untuk lebih menarik orang membacanya. Hal ini karena sifat manusia
diabad modern ini selalu bergegas. Maka banyak pembaca surat kabar yang hanya
membaca judul berita saja. Sehingga sering disebut headline reader.
Baris tanggal
yaitu tanggal berita itu dibuat singkatan (inisial) dari surat kabar atau
sumber berita tadi. . Teras berita adalah bagian yang tersulit karena teras
berita yang baik haruslah mampu menyajikan fakta yang penting yang diberitakan
dan dapat pula menarik minat pembaca untuk membaca lebih jauh. Hal ini karena
sifatnya yang ingin menonjolkan bagian-bagian.
Maka kesimpulan
tentang nilai penting yang terkandung oleh masing masing bagian berita diatas,
antara lain :
a) Judul
berita merupakan bagian terpenting dari berita. Hal ini karena sebelum masuk
pada isi berita, pembaca akan melihat judul berita terlebih dahulu. Judul
berita juga berperan untuk menarik pembaca pada isi beritanya. oleh karena itu
penulisan judul menggunakan font yang lebih besar dan bercetak tebal agar mudah
dikenali pembaca dan dapat menonjolkan isi berita.
b) Bagian
baris tanggal adalah hal yang juga sangat penting dalam sebuah berita. Pembaca
data langsung mengetahui kapan kejadian
tersebut terjadi dengan melihat inisial tanggal yang tercantum.
c) Lead
atau teras berita adalah bagian yang sangat penting dari berita. Di dalam teras
berita terangkum inti dari keseluruhan isi berita. Setiap lead juga ditulis
untuk menarik pembaca melihat lebih lanjut isi berita.
d) Tubuh
berita merupakan kelanjutan isi berita yang dapat memberitahukan secara lebih
rinci tentang keseluruhan peristiwa yang diberitakan.
Ibarat sebuah rumah yang berdiri karena rangka
bangunan maka berita juga mempunyai struktur atau rangka. Struktur inilah yang digunakan sebagai
pedoman dalam menulis sebuah berita.
Secara umum struktur berita terdiri dari headline
atau judul, dateline (baris tanggal), lead (teras berita) dan body (tubuh
berita).
Headline (Judul Berita)
Merupakan perasan dari lead berita atau teras
berita. Fungsinya antara lain untuk menarik perhatian pembaca, menyimpulkan isi
berita, m
embantu menentukan nada media/suratkabar dan
melukiskan mood berita.
Dateline (Baris Tanggal)
Ada yang terdiri atas nama media massa, tempat
kejadian dan tanggal kejadian. Ada pula yang terdiri dari atas nama media
massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian.
Tujuannya adalah menunjukkan tempat kejadian dan
inisial media yang bersangkutan.
Lead (Teras
Berita)
3.2DAFTAR PUSTAKA
Adinegoro.1963. publistik & Djurnalistik.Djakarta:
Gunung Agung
Effendy, onong uchjana.1992. ilmu komunikasi teori dan praktek.Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya
Lasswell, harold d. 1972. the structure and function of communication in society.urbana-chicago
:university of illionis press
Littlejohn, Stephe W. dan Karen A. Foss. TeoriKomunikasi.
Jakarta: SalembaHumanika.
Oey hong lee. 1965. publistik pers.jakarta:
balai buku ichtiar
Rohmadi Muhammad.2011.Kiat suksesmenjadipenulisdanwartawanprofessional.Surakarta:
Cakrawala Media
Santoso, Edi dan Mite Setiansah. 2010. TeoriKomunikasi.
Yogyakarta: GrahaIlmu.
Schramm, wilbur, dan donald f., roberts.1971. the
process and effects of mass communication, revised
edition.urbana-chicago-london : university of illionis press.
Undang-undang no. 11 tahun 966 tentang
ketentuan-ketentuan pokok pers.
West, Ricarddan Lynn H. Turner. 2008. TeoriKomunikasi
:AnalisisdanAplikasi. Jakarta: SalembaHumanika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar