Teori Penerbitan
Teori penerbitan adalah semua benda tercetak berisi
tulisan atau karangan, kumpulan foto atau reproduksi karya-karya gambar
lainnya, yang mempunyai nilai berita penerangan, ilmu pengetahuan, dan hiburan.
Penerbitan dari asal kata terbit, juga dikenal dengan istilah publikasi, yaitu
media tercetak buku, brosur atau boklet, pamflet atau poster, majalah dan surat
kabar. Penerbitan dapat dibagi dalam 2 jenis yaitu penerbitan khusus dan
penerbitan pers.
Segala bentuk penerbitan dapat diselenggarakan secara
tetap (reguler) dan tidak tetap. Pada umumnya penerbitan khusus seperti buku,
brosur atau pamflet, baik yang berbentuk suplemen atau sisipan suatu majalan
dan surat kabar maupun secara lepas, merupakan penerbitan tidak tetap.
Dalam buku, suatu penerbitan perusahaan swasta atau
pemerintah yang komersial akan mencetak satu judul sebanyak, misalnya, 3.000
eksemplar dan menunggu selama jumlah bulan atau beberapa tahun sampai sebagian
terjualselama memutuskan untuk melakukan cetak ulang sebanyak jumlah edisi
pertama atau pun lebih. Penerbitan buku, brosur atau pamflet yang
diselenggarakan oleh kantor-kantor pemerintah biasanya tidak dijual melainkan
diedarkan secara gratis.
Penerbitan pers adalah media tercetak bersifat umum
yang teratur waktu terbitnya, setiap hari atau setiap minggu, berisi berita,
ulasan, berbagai macam karangan dan gambar. Menurut Undang-Undang No.11 Tahun
1966 tentang Ketentuan Ketentuan Pokok Pers, penerbitan berkala dan siaran
radio, televisi, instansi pemerintah, badan umum dan badan swasta lainnya.
Surat kabar harian adalah penerbitan setiap hari atau sekurang-kurangnya enam
kali seminggu. Penerbitan berkala adalah penerbitan lainnya yang diterbitkan
dalam jangka waktu tertentu, atau sekurang-kurangnya tiga bulan sekali.
Peraturan yang berlaku di Indonesia memberikan
engertian terbatas tentang pers, karena tidak mencantumkan media massa seperti
radio dan televisi serta berbagai jenis penerbitan lainnya yang di mancanegara
juga termasuk dalam kategori penerbitan pers.
Jenis-jenis penerbitan lain, antara lain, surat kabar
dan majalah kampus serta majalah, jurnal dan buletin yang diterbitkan oleh
badan-badan pemerintah dan swasta. Di Indonesia, penerbitan-penerbitan tersebut
disebut penerbitan khusus, yakni resminya suatu media instansi dan organisasi
atau publikasi perusahaan yang beredar secara terbatas dan tidak dipasarkan
seperti penerbitan pers.
Dari sudut perizinan, setiap penerbitan khusus wajib
memperoleh Surat Tanda Terdaftar (STT) dari pemerintah, cq. Departemen penerangan,
sedangkan penerbitan pers memiliki Surat Izin Perusahaan Penerbitan Pers
(SIUPP).
TEORI-TEORI
PENERBITAN
1.
AUTHORITARIAN Theory
Berpijak pada falsafah: membela kekuasaan absolut. Kebenaran
dipercayakan hanya pada segelintir orang bijaksana yang mampu memimpin.Posisi
negara jauh lebih tinggi dibanding individu.
2.
LIBERTARIAN Theory.
Berpijak pada falsafah: manusia adalah mahluk rasional yang bisa
membedakan baik dan buruk. Pers adalah alat, mitra untuk mencari kebenaran
bukan sebagai alat pemerintah (negara). Sebaliknya dalam teori ini pers
didorong untuk mengawasi pemerintah.
Berpijak atas teori ini pula lahir istilah pers sebagai pilar ke empat
dalam negara demokrasi, yaitu setelah kekuasaan legislatif, eksekutif dan
yudikatif. Sering dikenal dengan istilah "the fourth estate". Dasar
pemikiran teori ini:
-
Dalam mencari kebenaran
semua gagasan harus memiliki kesempatan yang sama untuk dikembangkan. Sehingga
yang benar akan bertahan yang salah akan lenyap.
-
Self righting process
(proses menemukan sendiri kebenaran).
-
Free market ideas
(kebebasan menjual gagasan).
Teori Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa
Inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama disini adalah
sama makna.
Teori komunikasi adalah satu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak
dilaksanakan. Dalam proses komunikasi teori akan membina bentuk dan kaidah komunikasi yang hendak
dibuat. Melalui penulisan ini pejelasan tentang beberapa teori komunikasi akan
dibuat. Terdapat dua aspek utama yang dilihat secara tidak langsung dalam
bidang ini sebagai satu bidang pengkajian yang baru.
Aspek pertama ialah
perkembangan dari beberapa sudut atau kejaidian seperti teknologi komunikasi,
perindustrian dan politik dunia. Teknologi komunikasi contohnya radio,
televisi, telefon, setelit, rangkaian komputer telah menghasilkan ide untuk
mengetahui apakah kesan perkembangan teknologi komunikasi terhadap individu,
masyarakat dan penduduk disebuah negara.
Perkembangan politik
dunia, memperlihatkah bagaimana kesan politik terhadap publik sehingga
menimbulkan propaganda dan pendapat umum. Seterusnya perkembangan
perindustrian seperti perminyakan dan perkapalan menuntut betapa perlunya
komunikasi yang berkesan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas agar
mencapai maksud atau tujuan organisasi tersebut.
Aspek kedua ialah
dari sudut kajian di mana para pelajar berminat untuk mengkaji bidang-bidang
yang berkaitan dengan komunikasi seperti mereka yang dari bidang psikologi
sosial mengkaji penggunaan teknologi baru terhadap kesan tayangan animasi
kepada anak-anak, propaganda dan dinamik kelompok.
penjelasan atas
politik dunia seperti menganalisa propaganda Nazi yang mampu mempengaruhi
pendengar sehingga mereka patuh dan bersatu. Selanjutnya kajian awal penyelidik
atas perindustrian yang pada separuh abad ke-20 tertuju kepada memenuhi
keinginan sektor pemasaran untuk mengetahui komunikasi dengan lebih dekat
setelah pengiklanan menunjukan kepentingannya. Oleh karena itu, bidang
komunikasi mengambil langkah dan maju kedepan setelah berlakunya pengembangan
dari sudut teknologi komunikasi, perindustrian dan politik dunia serta
kajian-kajian yang telah dilakukan.
Sehingga bidang
komunikasi menjadi bidang pengkajian yang baru dan mula diminati oleh banyak
orang. Namun, bidang yang menjadi asas kepada bidang komunikasi ialah
bidang-bidang sains sosial seperti sosiologi, pendidikan, psikologi sosial,
pengurusan, antropologi dan psikologi. Pengertian mengenai ilmu komunikasi,
pada dasarnya mempunyai ciri yang sama dengan pengertian ilmu secara umum. Yang
membedakan adalah objek kajiannya, di mana perhatian dan telah difokuskan pada
peristiwa-peristiwa komunikasi antar manusia.
mengenai hal itu Berger & Chafee (1987) menyatakan bahwa Ilmu
komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari
sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat
diuji dan digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan
dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang.
Jenis - Jenis Komunikasi
Komunikasi lisan
komunikasi lisan secara langsung
adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bertatap
muka secara langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi mereka. lisan ini terjadi pada saat dua orang
atau lebih saling berbicara/ berdialog, pada saat wawancara, rapat, berpidato.
komunikasi lisan yang tidak langsung
adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantara alat seperti telepon,
handphone, VoIP, dan lain sebagainya karena adanya jarak dengan si pembicara
dengan lawan bicara.
Komunikasi tulisan
komunikasi tulisan adalah komunikasi
yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara
langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti
oleh penerima. Komunikasi tulisan
dapat berupa surat-menyurat, sms, surat elektronik, dan lain sebagainya.
komunikasi tulisan juga dapat melalui
naskah-naskah yang menyampaikan informasi untuk masyarakat umum dengan isi
naskah yang kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah, buku-buku, dan
foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi secara lisan namun tanpa
kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan, dan lain sebagainya.
MACAM-MACAM
TEORI KOMUNKASI MASSA
1.TEORI PELURU (BULLET THEORY)
Dijelaskan dalam teori peluru ini
media dianggap sebagai orang yang lebih pinter dibandingkan khalayakbisa
dikelabui sedemikian rupa dari apa yang disiarkan oleh media. Sehingga teori
peluru ini sama dengan teori IPS ( ilmu pengetahuan sosial) yang dmana setiap
pesan media yang disampaikan oleh media akan berdampak dan menimbulkan sebab
akibat.
2.TEORI KULIVASI (CULTIVACTION THEORY)
Suatu teori tentang nilai-nilai yang
disalurkan ketelevisi-televisi di masing-masing rumah dan khalayak. Khalayak
tersebut menganggap bahwa apa yang disampaikan oleh media itu sesuai
dengan apa yang terjadi di dalam masyarakat atau kehidupan pada nyatanya.
3.TEORI IMPERIALISME BUDAYA (CULTURAL IMERIALISM
THEORY)
Dalam teori ini dijelaskan bahwa
media barat lebih mendominasi acara-acara di dalam televisi swasta di
Indonesia,sehingga media massa yang ada di Indonesia meniru atau terpengaruh
oleh media asing. Hal ini berdampak terhadap budaya yang ada di Indonesia yang
sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam teori kultural,yang dimana media
mempengaruhi budaya atau menciptakan budaya baru.
4.TEORI PERSAMAAN MEDIA (MEDIA EQUATION THEORY)
Dimana khalayak atau manusia
menganggap media sebagai orang,ada sebuah tayangan yang sedih,dia justru merasa
senang atau justru merasa marahh,sebagai contohnya kasus Nenek Minah yang
dijatuhi hukuman kurungan 1,5 bulan penjara akibat perbuatannya memungut biji
coklat. Seakan-akan teori persamaan media ini berkaitan dengan teori common
sense (Akal Sehat) ,bahwa pengetahuan atau gagasan yang dimiliki oleh setiap
orang pada kadarnya berbeda-beda.
5.TEORI KEHENINGAN (SPIRAL OF SILENCE THEORY)
Didalam teori ini manusia lebih
berasumsi pada mayoritas dan menekan minoritas. Mereka yang berada dipihak
minoritas akan beranggapan kurang tegas dalam mengemukakan pandangannya.
Seseorang yang sering merasa perlu menyembunyikan sesuatunya ketika berada
dalam kelompok mayoritas. Sebaliknya,mereka yang berada dipihak mayoritas akan
merasa percaya diri dengan pengaruh dari pada dengan mereka dan terdorong untuk
menyampaikannya kepada orang lain. Dengan demikian maka teori keheningan ini
berkaitan dengan teori keritik,dimana manusia lebih memilih kedamaian dan
kebebasan dalam sebuah golongan atau kelompok.
Elemen Komunikasi
Elemen dasar komunikasi menjadikan
objek studi tentang teori komunikasi :
·
Source (Sumber): Shannon menyebut unsur ini sebagai
"sumber informasi", yang "menghasilkan pesan atau urutan pesan
yang akan dikomunikasikan ke terminal penerima.”
·
Sender (Pengirim): Shannon menyebut unsur ini sebagai
"pemancar/penyebar", yang "beroperasi pada pesan dalam beberapa
cara untuk menghasilkan sinyal yang cocok untuk meneruskannya melalui saluran
tersebut.” Oleh Aristoteles, unsur ini disebut "speaker" (orator).
·
Channel: Bagi Shannon, saluran tersebut adalah
"hanya media yang digunakan untuk mengirimkan sinyal dari pemancar ke
penerima.”
·
Receiver (Penerima): Untuk Shannon, penerima adalah
"melakukan operasi kebalikan dari yang dilakukan oleh pemancar, dengan
merekonstruksi pesan dari sinyal.”
·
Destination (Tujuan): Untuk Shannon, tujuan adalah
"orang (atau suatu hal) kepada siapa pesan ini ditujukan"
·
Message (Pesan): dari bahasa Latin mittere, "untuk
mengirim". Pesannya berupa sebuah konsep, informasi, komunikasi, atau pernyataan yang dikirim dalam bentuk, ditulis, direkam, atau bentuk
visual verbal kepada penerima.
·
Feedback (Tanggapan)
·
Elemen
entropik, positif dan negatif
Teori
Jurnalistik
Asal kata jurnalistik adalah “du jour” yang
berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak.
Kata "du jour" berasal dari "Acta Diurna" pada zaman Romawi
Kuno yaitu papan pengumuman berisi informasi berbagai hal. Dari
"Diurna" muncul "Du Jour" lalu "Journal" dan jadilah
"Jurnalistik" hingga kini.
Secara etimologis jurnalistik adalah, kewartawanan atau hal yang
berkaitan dengan pemberitaan. Sedangkan secara konseptual jurnalistik adalah,
merupakan aktivitas mencari, mengolah, menulis, dan menyebar luaskan informasi
kepada public melalui media massa.
Karena kemajuan teknologi dan ditemukannya
percetakan suratkabar dengan sistem silinder (rotasi), maka istilah “pers” muncul
sehingga orang mengidentikkan istilah jurnalistik dengan pers. Dalam bahasa
Inggris, pers (press) berarti mesin pencetak, mencetak, orang-orang yang
terlibat dalam kepenulisan atau produksi berita, menekan, dan sebagainya.
Jurnalistik (journalistic) atau jurnalisme
(Journalism) adalah proses atau teknik mencari, mengolah, menulis, dan
menyebarluaskan informasi aktual berupa berita (news), opini (views), dan
laporan khas (feature) kepada publik melalui media massa.
Secara harfiyah (etimologis, asal usul kata), jurnalistik
(journalistic) artinya kewartawanan atau hal-ihwal pemberitaan. Kata dasarnya
“jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa
Prancis yang berarti “hari” (day) atau “catatan harian” (diary). Dalam bahasa
Belanda, journalistiek artinya penyiaran catatan harian.
Secara konseptual, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut
pandang: sebagai proses, teknik, dan ilmu. Sebagai proses, jurnalistik adalah “aktivitas” mencari,
mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media
massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan (jurnalis).
Sebagai teknik, jurnalistik adalah “keahlian” (expertise) atau
“keterampilan” (skill) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature)
termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa
(reportase) dan wawancara. Sebagai ilmu, jurnalistik adalah “bidang kajian” mengenai
pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide)
melalui media massa.
Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science) yang dinamis
dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi dan dinamika masyarakat itu sendiri.
Secara garis besar, “Jurnalistik adalah
bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Jika setiap hari kita membaca,
mendengar, atau menonton program berita, maka sadar atau tidak sadar kita
terlibat dalam dunia jurnalistik, minimal sebagai objek atau sasaran (target
audience) dari para jurnalis.”
Bagi wartawan atau jurnalis, memahami ilmu dan teknik
jurnalistik tentu merupakan hal yang mutlak.
Namun demikian, masyarakat pembaca, pendengar, atau pemirsa pun
penting mengenal dan memahami jurnalistik, setidaknya dasar-dasarnya, sehingga
tidak menjadi objek pasif media massa, bahkan bisa menjadi pembaca, pendengar,
dan penonton kritis dan aktif terhadap sajian berita yang disebarkan media.
Aktivitas jurnalistik utama adalah meliput dan memberitakan
sebuah peristiwa melalui “rumus baku” berita 5W+1H:
-
Who, siapa yang
terlibat
-
What, apa yang
terjadi
-
When, kapan terjadinya
-
Where, di mana terjadinya
-
Why, mengapa terjadi
-
How, bagaimana proses
kejadiannya.
Lebih dari itu, wartawan mempertimbangan peristiwa itu untuk
diberitakan atau tidak, dengan parameter “nilai berita” (news value), seperti:
-
Kepentingannya bagi publik
(significace)
-
Dampaknya bagi masyarakat
(effects)
-
Menarik-tidaknya bagi
publik.
-
Sering terjadi diskusi
atau perdebatan di “ruang berita” (news room) atau ruang redaksi dalam proses
seleksi peristiwa mana yang akan dipublikasikan.
Jenis Jurnalistik
Berdasarkan jenis media dan teknik
publikasinya, jurnalistik dapat dibedakan menjadi jurnalistik cetak,
jurnalistik elektronik, dan jurnalistik online.
1.
Jurnalistik cetak
(print journalism) adalah proses jurnalistik yang produk atau laporannya ditulis
dan disajikan dalam media massa cetak (printed media), seperti suratkabar,
tabloid, dan majalah.
Teknik penulisannya menggunakan “bahasa
tulis” (written language) bergaya “bahasa jurnalistik” (language of mass
media), bercirikan antara lain hemat kata, sederhana, mudah dimengerti, tidak
mengandung arti ganda, dan umum digunakan.
Jurnalistik elektronik disebut juga
Broadcast Journalism, yakni proses jurnalistik yang hasil liputannya disebarkan
melalui media radio dan televis. Berita radio hanya menggunakan suara dan efek
suara (auditory). Berita televisi dengan tambahan gambar (visual).
Wartawan radio atau lebih sering disebut
reporter mengumpulkan fakta dan menyajikannya melalui suara (disuarakan,
bercerita) saja. Sedangkan wartawan televisi –juga sering disebut reporter atau
jurnalis televisi yang melaporkan peristiwa dengan suara (kata-kata) sekaligus
gambar hasil shooting dan/atau rekaman kamera video.
Teknik penulisan naskah radio/televisi
menggunakan bahasa tutur, yakni rangkaian kata-kata yang biasa digunakan dalam
percakapan sehari-hari (spoken words), sederhana, mudah dimengerti, ringkas,
tidak rumit, dan jelas.
2.
Jurnalistik online
(online journalism, cyber journalism) didefinisikan sebagai pelaporan peristiwa
yang diproduksi dan disebarkan melalui internet atau proses jurnalistik yang
hasilnya disajikan melalui media internet (cybermedia).
Teknik penulisannya sama dengan jurnalistik
cetak, yakni menggunakan tulisan (bahasa tulis), namun penulisannya lebih
leluasa dan bisa jauh lebih lengkap dibandingkan naskah untuk media cetak atau
elektronik. Umumnya media cetak, radio, dan televisi juga menyediakan media
online.
Jurnalistik media online dapat hadir secara
individual, bukan lembaga, dengan hadirnya blog atau weblog. Pemilik blog tidak
hanya dapat menuliskan opini atau pengalalaman pribadi (diary), tapi juga
mempublikasikan berita, artikel, dan feature layaknya media komersial.
Kemunculan media online ini, termasuk
weblog, dapat menumbuhsuburkan lahirnya “Indy Media” atau media independen,
bahkan maraknya “underground media”, sekaligus mengimbangi “mainstream media”.
Teknik
Jurnalistik
Teknik jurnalistik yaitu keterampilan (skills)
dalam meliput peristiwa dan menuliskan atau mempublikasikannya melalui media
massa. Teknik jurnalistik lebih dikenal dengan istilah Teknik Reportase yang
meliputi :
-
Wawancara.
-
Observasi atau
melihat langsung peristiwa di lokasi kejadian.
-
Studi Literatur,
Riset Dokumen
Namun, teknik utama jurnalistik adalah menulis berita
(news writing), menulis naskah berita (news script writing), dan/atau
presentasi berita (news presentation).
Persamaan
dan Perbedaan Penerbitan, Komunikasi dan Jurnalistik.
Apa kaitan Persamaan antara Komunikasi
dan Penerbitan? Penerbitan merupakan perkembangan retorika didataran
Eropa,terutama di Jerman, sedangkan komunikasi juga merupakan
perkembangan retorika tetapi terjadinya di Amerika Serikat. Kegiatan
komunikasi merupakan kegiatan komunikasi, kegiatan penerbitan juga merupakan
bagian yang tak bisa dipisahkan dari komunikasi, karena keduannya mempunyai
tujuan yang sama, yakni menyampaikan pesan atau gagasan.
Arti
dari penerbitan sendiri masih kurang dikenal oleh masyarakat Indonesia, karena
masih belum banyak buku yang membahas tentang publisistik. Penerbitan masih
dianggap sebagai salah satu bagian atau spesialisasi dari ilmu komunikasi.
Jika
dikaitkan dengan Komunikasi, Penerbitan adalah salah satu bentuk dari ilmu
komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan gagasan gagasan atau idenya agar
membentuk pendapat umum dengan jalan media massa seperti pers, film, dsb.
Perbedaan
antara Komunikasi dan Penerbitan terletak pada maknanya. Komunikasi mempunyai
makna yang lebih luas. Penerbitan adalah Komunikasi, tapi komunikasi belum
tentu Penerbitan. Apapun kegiatan Komunikasi bisa dikatakan Komunikasi,
sedangkan Penerbitan hanya menggunakan media massa.
Komunikasi
dapat dilakukan dengan lisan, tulisan, serta juga bisa bahasa isyarat. Adapun Penerbitan
dapat dilakukan dengan pers, ataupun melalui media massa. Penerbitan bertujuan
untuk mempengaruhi massa dalam jumlah besar.
Pada dasarnya Perbedaan antara
Penerbitan, Komunikasi dan Jurnalistik adalah Jurnalistik dapat dipahami sebagai kegiatan informasi dan Penerbitan adalah salah satu bentuk dari ilmu
komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan gagasan-gagasan atau idenya agar
membentuk pendapat umum dengan jalan media massa, sedangkan Komunikasi satu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan.
Kesimpulan
Dari berbagai macam penjelasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa Komunikasi dan Penerbitan mempunyai keterkaitan. Penerbitan merupakan
bagian dari Komunikasi. Komunikasi mencakup semua hal tentang Komunikasi, baik
itu Komunikasi verbal atau lisan, Komunikasi menggunakan symbol-symbol isyarat,
dsb. Sementara Penerbitan hanya mengkhususkan pada Komunikasi Massa.
Persamaan
dari ketiganya adalah sama-sama melakukan kegiatan penyebarluaskan informasi. Penerbitan mencakup segala Komunikasi yang mencakup
banyak orang (massa) seperti melalui media massa. Media Massa itu bisa media
cetak, media elektronik, media online, maupun melalui orasi, dsb.
Daftar Pustaka
Adinegoro, publistik & Djurnalistik, djilid
I, Gunung Agung, Djakarta, 1963
Effendy, onong uchjana, ilmu komunikasi teori dan
praktek, PT.
Remaja Rosdakarya,Bandung,
1992
Lasswell, harold d, the structure and function of
communication in society, dalam wilbur schramm, ed., mass
communication, university of illionis press, urbana-chicago, 1972
Oey hong lee, publistik pers, penerbit
dan balai buku ichtiar, jakarta, 1965
Schramm, wilbur, dan donald f., roberts, the
process and effects of mass communication, revised edition, university of
illionis press, urbana-chicago-london, 1971
Undang-undang no. 11 tahun 966 tentang
ketentuan-ketentuan pokok pers.
West, Ricard dan Lynn H.
Turner. 2008. Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Humanika.
Santoso, Edi dan Mite
Setiansah. 2010. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Littlejohn, Stephe W. dan Karen A. Foss. Teori
Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar